Yustina membuka matanya perlahan, merasakan kelelahan yang teramat setelah bergumul sepanjang petang. Ditatapnya Sang suami—Robert yang masih tertidur dengan lelapnya, rasanya dia masih takjub karena sudah mengulang apa yang dia lupakan dengan orang yang sama namun dengan perasaan baru.
Jika mengingat kembali apa yang sudah mereka lakukan sepanjang petang, Yustina tidak kuasa menahan diri untuk tersenyum. Dia tidak tahu cinta rasanya bisa membuatnya sangat bahagia.
Dia tidak punya alasan untuk menolak perasaan itu. Robert yang humoris dan manis, membuatnya yang masih polos kala itu berpikir bahwa cukup hanya dengan rasa itu bisa membangun rumah tangga yang baik dan memperbaiki semua kekeliruan diantara mereka.
Yustina sudah termakan cerita palsu dari Robert, berpikir hanya dengan satu sisi tanpa mencoba mencari tahu kembali. Dia terlalu naif sampai-sampai begitu mudahnya bagi Robert memperdaya dirinya dan itu membuatnya juga merasa bersalah.
