Robert berjingkrak girang, setelah mendapat panggilan telepon dari Yustina, dia merasa harapan akan terbuka lebar untuknya dan juga Rose.
Dipeluknya tubuh Rose yang tengah terbaring di atas ranjang miliknya. Seharian wanita itu tertidur pulas setelah meminum obat pereda nyeri.
Sebelumnya lagi-lagi dia harus melayani nafsu Louis dan kembali dengan luka-luka baru, membuatnya merasakan sakit teramat dan demam yang cukup tinggi.
Saat itulah Robert yang mengurusnya, merawat lukanya dan menjadi pelindungnya. Didekati wanita itu, lalu dikecupnya lembut.
"Rose, bangunlah sudah malam."
"Hm ... aku masih lelah."
"Makanlah sesuatu dulu, kamu pasti lapar 'kan?"
Meski matanya masih mengantuk, Rose memaksakan diri untuk bangun. Perutnya tentu saja merasa lapar, namun tubuhnya terlalu lelah bahkan untuk bangkit dari atas ranjang.
"Aku lemas."
"Jangan turun dari ranjang, biar aku suapi saja di sini."