Setibanya di rumah sakit, Yustina nyaris saja hendak langsung berlari keluar. Namun asisten pribadi Agung langsung mencegahnya dengan tegas.
"Nona, anda akan terluka jika seperti ini."
"Tapi, papi ... aku mau segera bertemu papi," lirihnya seraya terisak.
"Tenanglah Nona, saya ambilkan anda kursi roda dulu."
Pria itu turun lebih dulu, lalu pergi masuk untuk membawakan sebuah kursi roda. Tidak perlu waktu lama dia kembali dengan tergesa-gesa. "Silakan, Nona."
Perlahan Yustina duduk di kursi roda yang dibawa pria itu, lalu segera dia membawa Yustina menuju ruang IGD dimana Agung masih dalam penanganan.
Di sana sudah ada beberapa orang yang sebagian dia panggil untuk datang, salah satunya adalah seorang pengacara yang dia percayai selama ini.
Saat melihat Yustina datang, mereka sedikit menjauh dari ranjang dan memberikan ruang untuk Yustina menemui Agung.
"Pap ...," lirihnya saat melihat sang Ayah terbaring tidak berdaya.
