Mayang mengompres kening Alan dengan air hangat, tubuh pria itu membiru karena kedinginan. Sedangkan Robi, dia sibuk mencoba berbagai cara agar Alan bisa tersadar.
"Mam, bagaimana kalau kita bawa dia ke rumah sakit?"
Mayang melihat ke arah luar jendela, di luar sana hujan masih turun dengan lebatnya dan langit senja mulai pudar.
"Sudah hampir gelap, Bi. Lagi pula, jembatan penghubung biasanya akan ditutup jika hujan sederas ini, berbahaya juga."
Robi merasa frustrasi karena Alana belum juga terbangun. Sekali lagi, dia mencoba membangunkan adiknya itu dengan cara memberikan cairan minyak kayu putih pada area sekitar Indera penciuman Alan.
Usaha itu akhirnya membuahkan hasil, saat Alana perlahan mulai sadar meski dengan kondisi kepala yang sakit serta perutnya yang mulai keroncongan.
Melihat itu, Mayang langsung bangkit untuk menyuapi Alan dengan bubur buatannya, sedangkan Robi menambahkan susuh di ruangan dengan cara menambah kayu bakar ke dalam perapian.
"Kak ... Mam--"
