Taksi yang ditumpangi Alan berhenti di tempat tujuan. Alan sedikit terkejut melihat argo taksi yang lumayan tinggi dan tentu saja uang dalam sakunya tidak seberapa banyak. Dia bahkan tidak membawa dompetnya, hanya mengandalkan sisa uang yang tidak sengaja ada di dalam saku celananya.
Dihitungnya uang dari dalam saku, jumlahnya hanya bisa membayar se per tiga dari total keseluruhan. "Pak, uang saya kurang. Saya izin minta tambahan pada teman saya dulu, ya."
"Cih! Kalau tidak punya uang jangan naik taksi," gerutunya seraya membuang muka.
Alan paham kemarahan pria itu dan semuanya memang salahnya. Dia turun dari taksi, lalu pergi menuju gedung yang tertutup rapat. Berkali-kali dia mencoba menekan bel bahkan mencoba menghubungi mereka melalui Video Door Phone tapi tidak ada sahutan dari sana.
