Narsih menatap pusara pria yang dikasihinya itu dengan tatapan nanar, sesekali dia terisak membayangkan kembali bagaimana jasad Adit yang mati mengenaskan. Muncul banyak spekulasi dari pembunuh pria itu, apa lagi sebelumnya dia bilang baru saja pulang dari kediaman Wijaya.
Wanita bengis bernama Yustina itu mungkin sudah tiada, tapi Nana yang menjadi taring dan cakar sesungguhnya masih ada di sana. Kecurigaan tentu saja masih mengarah pada wanita itu, terlebih fakta baru terungkap bahwa sesungguhnya mereka hanyalah umpan yang sudah disiapkan.
"Sepertinya mendiang Tuan Adit mengalami penyiksaan sebelum akhirnya dibuang ke sungai. Lalu, menurut prediksi kami beliau juga sempat melakukan perlawanan dan kematiannya disebabkan perdarahan pada bagian kepala," jelas seorang inspektur kepolisian.
"Tuan, saya punya kecurigaan pada seseorang."
"Kecurigaan? Apa anda bisa menjelaskan kenapa anda mencurigai orang itu?"