Alan merebahkan dirinya di atas ranjang, di sampingnya sang tunangan tengah tertidur pulas seraya memeluk erat tubuhnya.
Hatinya merasa resah, tapi entah untuk hal apa. Berkali-kali dia memikirkannya, tapi semua itu sia-sia karena hanya membuatnya semakin gelisah.
Harta, kekuasaan dan juga popularitas yang jadi miliknya sebanding dengan tanggung jawab yang begitu berat. Semua jauh lebih sulit dari yang dia pikirkan, terutama dalam hal operasional perusahaan yang jauh berbeda dari percetakan yang selama ini dia kelola.
Tentu saja skalanya jauh berbeda, pada awalnya membuat dia sempat khawatir tidak bisa melakukan semuanya dengan baik. Berkat bantuan banyak orang, terutama Nana yang sudah berjuang keras, semua itu bisa teratasi dengan mudah.
Tapi ... apa yang membuatnya gelisah? Alan saja tidak bisa memahami itu dan akhirnya hanya membuat hatinya jadi resah sepanjang waktu.
"Lan ..." Ayu yang terbangun langsung melepaskan pelukannya lalu duduk tepat di samping pria itu. "Ada apa?"