David melepas lelahnya dengan berhenti sejenak di sebuah warung kecil yang ada di sebuah blok. Sudah seharian ini dia berjalan tanpa arah tujuan pasti, tidak terasa dia melaju sampai di kota berbeda yang letaknya tidak terlalu jauh dari kota tempat tinggalnya.
"Bu, es jeruk 1," pesannya pada penjaga warung itu.
"Baik, Tuan."
David duduk di sebuah kursi kayu kecil yang dipenuhi pembeli lain, rata-rata dari mereka adalah kaum Adam yang entah sedang menanti apa. Dia menyalakan satu batang rokok miliknya, seketika asap mengepul di udara.
Dia mulai terbiasa hidup bebas, sederhana dan juga apa adanya. Malahan, dia merasa hidup seperti itu jauh lebih nyaman daripada kehidupan lamanya yang terkekang oleh orang tua yang otoriter.
Jika mengingat kembali masa lalu, terkadang dia ingin tertawa. Mayang dan Martin begitu sekuat tenaga menjadikannya dan Robi sebagai petarung tangguh, saling menyerang dengan segala cara walau mereka berdua sejujurnya tidak mau.