Wanita tua itu mencoba menghilangkan rasa kesalnya dengan cara menggenggam erat gaunnya, berusaha setenang mungkin menghadapi Martin yang memberi tekanan luar biasa.
"Tidak bisakah kita bicara seraya duduk dan minum teh?" Martin duduk di sofa kecil, lalu menyilangkan kakinya. "Ayolah Mam, kita sudah lama tidak berjumpa, bukan?"
Yustina duduk lalu menghela napasnya berat. "Jangan berbasa-basi, untuk apa kau datang ke sini? Lalu, berhenti panggil aku mami jika kita hanya berdua saja seperti ini."
Mendengar itu, Martin tergelak. "Anda pikir saya Sudi memanggil Anda demikian? Tidak! Sama sekali tidak," desisnya.
"Kalau begitu, cepatlah bicara dan pergi!"
Martin meraih cerutunya, lalu menyesap asapnya dalam-dalam dan menghembuskannya ke udara. Seketika asap mengepul. Itulah caranya menenangkan diri, dia telah lengah karena nyaris saja terbawa emosi.
