Semenjak kejadian itu, Alan kecil jadi semakin tertutup dan enggan untuk menunjukkan dirinya. Dia mulai mengerti jika harus hidup dalam bayang-bayang Robi—sang penerus utama.
Segala sesuatu yang dia pelajari dari sang Ibu sepenuhnya dia pelajari tanpa dia tahu harus dipergunakan untuk apa, tapi ucapan Alana selalu mampu meliput lara di hati kecilnya.
"Jangan hanya tunjukan pada Oma, tapi tunjukanlah pada dunia. Mundur bukan berarti kalah, melainkan langkah awal untuk kemenangan," pesannya.
Alan tumbuh jadi jauh lebih dewasa, berbanding terbalik dengan Robi yang semakin kekanakan karena selalu haus akan pujian.
Bocah itu enggan menjauh dari Alan, tujuannya agar setiap orang yang memandangnya selalu membandingkan mereka dan akhirnya menjatuhkan Alan.
Meski begitu, bagi Alan Robi tetaplah kakak yang baik, meski sikap sombongnya itu terkadang membuatnya muak, terlebih jika sering meminta orang lain membandingkan diri di antara mereka berdua.