Alan berlarian, bermain mengelilingi pohon Natal yang ukurannya hanya setinggi 2 meter saja. Di belakangnya anak-anak panti tak kalah gembiranya, meski pesta Natal yang pihak panti buat tidaklah meriah.
Lita melihat kebahagiaan putranya itu dari balik jendela, membayangkan bisa melihat senyum indah mereka untuk jangka waktu yang lama. Alan terlalu lama sepi, di Wina sekalipun terkadang dia kesulitan bergaul karena bahasa Jermannya tidak terlalu fasih.
Meski dia tumbuh besar di Wina, Lita menanamkan bahasa tanah air sebagai bahasa utama dan pilihannya tepat.
Putra kecilnya itu langsung mudah akrab dengan yang lainnya. Awalnya Lita khawatir karena putranya terkenal anak yang sulit untuk diajak bergaul, bahkan di Wina sendiri dia terkenal orang yang introvert