Di kediaman Wijaya, Yustina tengah mengelus lembut perut Mayang yang sudah membuncit. Hanya tinggal beberapa bulan lagi dia bisa meminang cucu laki-laki yang sudah dinantikannya.
Sesekali dia mengajak bicara si jabang bayi, lalu merasakan gerakan dari dalam perut menantunya. Dia jadi ingat bagaimana rasanya mengandung Alexander, begitu membahagiakan dan berkesan.
Wanita tua itu benar-benar menikmati masa pensiunnya, berkumpul dengan anak tercinta seraya menanti kehadiran penerus keluarga yang sudah lama dinantikan.
"Mam, bagaimana kalau kita adakan acara Baby Shower segera?"
Yustina mengangguk pelan. "Boleh. Kita juga harus merayakannya dan berbagi kebahagiaan dengan semua orang, bukan?"
"Iya, Mam. Nanti akan Mayang sampaikan pada Mas Alex—"
"Jangan libatkan suamimu, dia tengah sibuk dengan pekerjaan. Biar Mami saja."
"Tapi nanti Mami lelah."