Kabar soal Marie yang sudah mendekati masa melahirkan tentu saja sampai pada telinga Yustina. Namun, karena mengingat pertemuan terakhir mereka pada siang harinya, Yustina merasa tidak mungkin dia datang ke sana.
Yustina menyeruput kopi miliknya, mencoba untuk melupakan sejenak keresahan hatinya. Di sampingnya, Alexander hanya melihat semua itu dengan tatapan heran.
"Kalau Mami khawatir, kenapa tidak datang saja ke sana?"
"Dia belum melahirkan, kita menjenguknya sekarang pun tidak akan membantu apa-apa."
"Tapi setidaknya kita memberikan dukungan moril pada Marie," lanjut Alexander.
"Benar itu, Mam," sela Mayang yang sedang berusaha mencari muka di hadapan suami dan juga mertuanya.
"Nanti saja, kalau kita sudah dapat kabar kelahiran anak mereka," tegasnya.
"Baiklah."
Jika sudah membuat keputusan, Yustina bukan orang yang mudah diajak berkompromi. Mereka kembali melanjutkan acara makan malam sederhana itu, meski pikiran Yustina melayang ke mana-mana.