Sudah beberapa hari sejak malam itu Alexander dikurung dalam kamarnya. Pria itu benar-benar merasa frustrasi atas sifat posesif dari Ibunya yang dia pikir sudah sangat berlebihan.
Usianya sudah dewasa, dia merasa hina karena Yustina memperlakukannya seperti seorang bocah. Dia sadari Yustina memperlakukannya sama seperti boneka, yang harus bergerak ke kiri atau kanan mengikuti permainan.
Dia mulai muak, mengikuti semua yang Yustina perintahkan dan bergerak mengikuti arus yang dibuatnya.
Dia muak, sampai-sampai enggan menyantap makanan yang sudah anak buah Ibunya persiapkan.
Nana kembali masuk ke dalam kamarnya, hendak mengambil piring kotor dan menggantinya degan teh juga kudapan. Namun, saat dia melihat Alexander tidak menyentuh makanan itu sedikit pun, Nana memutuskan untuk duduk sejenak mengajak Alexander bicara.
"Tuan muda, kenapa anda tidak memakan makanan anda?"
"Kalian pikir aku hewan? Dikurung dan hanya ditemui jika ingin memberikan makan?" protesnya.
