Semua pelayan di kediaman Prakoso menyambut baik kedatangan Martin dan juga Marie, tanpa terkecuali.
Sebuah jamuan cukup mewah juga sudah disiapkan, membuat Martin merasa benar-benar ada di tempat yang tepat.
Ibu dari Marie—Elise menatap putri dan juga menantunya dengan lekat, lalu dia memeluk keduanya bersamaan. "Syukurlah kalian bersedia tinggal di sini."
"Tentu saja kami akan tinggal dengan Ibu mertua—"
"Mami, panggil saja seperti itu," sela Elise.
"Baik, Mami. Marie tampak murung saat tinggal di kediaman Wijaya, jadi kami putuskan untuk tinggal di sini saja."
Elise menatap lekat menantunya itu. "Astaga ... kau sangat murah hati dan lemah lembut, perhatian sekali. Marie, bersyukurlah kau nak."
Marie tersipu malu, dia menatap suaminya penuh cinta. "Iya, Mam."
"Apa Yustina marah, Martin?"
Martin menggeleng pelan. "Tidak sama sekali, mami orang yang pengertian, jadi jangan khawatir."
