Yustina menatap mata Alexander kecil yang baru saja terbangun dari tidurnya, dengan cepat dia menyeka darah Robert yang ada di tangannya.
"Kau membawa Alexander ke sini?"
"Iya, Nyonya. Sejak Nyonya tidak ada, di kediaman Wijaya mulai terlihat semua pelayan yang ada di sana adalah anak buah Robert. Saya tidak bisa membiarkan Tuan Muda dalam bahaya."
"Astaga ... kau penuh pertimbangan, tapi juga terlalu nekat." Yustina mengelus lembut kepala gadis muda itu. "Terima kasih, kalau bukan karenamu, mungkin aku akan membusuk menjadi Yustina si gila di dalam sana."
Mendengar pujian itu, Nana merasa terhormat karena itu artinya bakti pada Agung sudah terbayar. "Terima kasih atas pujian anda, Nyonya."
Yustina menggendong Alexander kecil, lalu mengelusnya dengan lembut. Saat dia masih melihat darah Robert di sana, dengan cepat Yustina menghapusnya. "Alex ...," lirihnya seraya mengecup lembut Alexander.