Yustina menatap langit dengan tatapan kosong, pikirannya tidak karuan karena terus memikirkan kemarahan Robert sebelum berangkat kerja.
Dia sudah mencoba untuk menghubungi perusahaan, tapi Robert menolak untuk bicara. Sempat berpikir untuk menyusul ke sana, tapi kekhawatirannya pada kesehatan Alexander membuat Yustina mengurungkan niatan itu.
Alexander kecil tengah tertidur di dalam roda bayinya, sedangkan Yustina mencoba menenangkan hatinya yang resah dengan menikmati segelas teh.
"Nona, apa tehnya terlalu pekat?" tanya Nana.
"A-ah ... tidak, ini sudah pas."
"Lantas, kenapa anda tampak resah begitu?"
Yustina menghela napasnya dalam-dalam. "Na, apa aku bisa menceritakan hal pribadi padamu?"
Nana tersenyum tipis. "Saya bersedia, jika Nyonya mempercayai saya."
Tentu saja dalam hati Yustina tidak ada sedikit pun keraguan pada Nana. Baginya, Nana satu-satunya pelayan yang bisa diandalkan dan dipercaya. Tidak banyak bicara dan penurut, itulah sosoknya yang membuat Yustina nyaman.
