Hari ini Diva kembali lebih awal, setelah pasien kecilnya tidur. Diva memutuskan untuk berkunjung ke kantor suaminya tanpa memberitahu dirinya, karena Diva ingin memberinya kejutan.
Diva tersenyum, ini sudah dia rencanakan. Diva memang sudah berencana untuk datang ke perusahaan suaminya, dia juga sudah menyiapkan bekal untuknya.
"Semoga di suka!" ucapnya.
Diva membawakan masakan bento untuk suaminya, bentu dengan bentuk panda terlihat sangat unik dan lucu.
Tadi dia membawa dua satu untuk suaminya dan satu untuk pasien kecilnya, sama-sama bentuk panda.
Hal itu membuat pasien kecilnya terlihat sangat bahagia. Diva memang sering melakukan cara unik untuk mengambil hati pasiennya, dan itu adalah salah satu caranya.
Sopir pribadinya sudah menunggu di luar, setelah selesai beberes, Diva segera keluar ingin segera pergi menemui suami tercintanya.
*****
Mobil yang dia naiki baru saja sampai, Diva segera keluar dia belum pernah sama sekali datang kemari. "Moreo!"
Beruntung, saat dirinya melihat sahabat suaminya di sana. Banyak sorot mata yang menatap ke arahnya, penampilannya yang mewah membuat mereka mencibir, dilihat dari kebiasaan Moreo yang suka gonta-ganti wanita membuat mereka berpikir Diva salah satunya.
"Diva, kau kemari?" tanya Moreo sedikit terkejut sekaligus senang.
"Iya, aku membawakan makanan untuk suamiku, apakah dia ada?" tanya Diva, mendengar kata suami membuat banyak pegawai yang berbisik.
"Suami? siapa suaminya?" Itu salah satu kata yang Diva dengar, namun dia acuh. Moreo segera membawanya ke ruang Kenzo yang berada di ruang atas.
Melihat Diva masuk ke lift khusus presdir membuat mereka mati kutu. "Dia istri Presdir?" ucap mereka heboh.
"Mampus, kau baru saja mencibirnya. Siap-siap dikeluarkan!" ucap satu temannya yang sedari tadi diam, dia merasa puas saat sang lambe turah itu ketakutan.
"Diam kau sialan!"
Diva terdiam cukup lama di ruangan Kenzo dia tidak segera masuk membuat Moreo heran. "Kenapa kau tak masuk?"
"Emh, sebentar. Apakah penampilanku berantakan?" tanya Diva.
Bukannya menjawab, Kenzo malah menyemburkan tawanya merasa lucu dengan ucapan Diva.
"Kau sangat cantik Diva, rambutmu acak-acakan pun kau akan tetap cantik!" ucap Moreo dengan sisa tawanya.
"Diam kenapa kau harus tertawa, menyebalkan! kau pergilah aku akan menemui suamiku!"
"Dasar kau, sudah dibantu malah tidak tahu diri!" Omel Moreo yang dijawab juluran lidah oleh Diva.
Diva membuka pintu ruangan Kenzo, tubuhnya menegang setelah melihat orang di dalam sana, dadanya terasa sesak, mereka pun terkejut melihat kedatangan Diva di sana.
Suaminya tengah bersama dengan seorang wanita yang membuat Diva berfikir yang tidak-tidak adalah kancing kemeja suaminya yang terbuka, rambutnya acak-acakan dan wanita itu sangat dekat dengan suaminya bahkan sangat intim.
Terlebih dua kancing bajunya yang terbuka, Diva menatap tak percaya pada suaminya Moreo pun sama melihatnya, siapapun yang melihat mereka pasti sudah berpikir yang tidak-tidak.
"Sayang!" Kenzo segera mengejarnya, menahan tangan istrinya yang akan berlaku pergi dari sana.
Diva menatapnya tajam, air matanya tanpa bisa dia tahan keluar begitu saja. Tangannya mengepal erat, namun sebisa mungkin Diva mengulas senyum di bibirnya.
"Maaf aku menganggu waktu kalian, aku hanya ingin memberikan ini kepadamu. Lanjutkan, aku akan pulang!" Diva memberikan bekal makan itu kepada Kenzo.
"Sayang, aku bisa jelasin. Ini semua nggak seperti yang kamu kira!" Kenzo menahannya, bekal makan itu dia serahkan kepada Moreo.
Kenzo memeluk tubuh Diva erat, Diva berontak dia memukul dada Kenzo berulang melampiaskan rasa sesak dalam dadanya.
"Kamu salah paham, dengerin penjelasan aku!" ucapnya tangannya mengusap punggung Diva naik turun berusaha menenangkannya.
"Kita masuk dulu, aku akan menjelaskan semuanya di dalam." Kenzo membawa tubuh istrinya masuk sedangkan wanita sialan itu sudah Moreo urus.
Diva terisak dalam pelukan suaminya padahal baru tadi pagi Kenzo mengatakan tidak akan pernah menyelingkuhinya tapi sekarang?
Dia yang ingin memberi kejutan malah dia yang terkejut. Kenzo membiarkan istrinya tenang terlebih dahulu.
Setelahnya Keno menangkup wajah istrinya mengecup kedua matanya secara bergantian. Tangannya mengusap pipinya yang basah.
"Kamu cuma salah paham!" ucap Kenzo.
Namun Diva hanya diam, dia melepas tangan Kenzo dengan kasar mengambil tasnya akan pergi.
"Nggak perlu, buat apa? aku nggak sepenting itu buat kamu. Jadi kamu nggak perlu jelasin apa-apa ke aku!" ucap Diva cepat.
"Diva!" Kenzo menahan pergelangan tangan istrinya, dia bangkit menarik tubuh Diva agar menghadap ke arahnya.
"Kamu penting buat aku, dan aku perlu jelasin semua ini karena aku nggak mau kamu salah paham!" tekan Kenzo.
"Jelasin!" Diva menatap mata Kenzo dengan sorot kecewa, hal itu membuat hati Kenzo teriris.
"Dia OB di kantor ini, tadi dia datang bawa kopi buat aku. Terus kopi itu nggak sengaja tumpah ke celana aku."
"Dia mau bersihin tapi aku tolak dan dia tetap maksa, dan tepat saat itu kamu masuk. Kalau kamu nggak percaya lihat, ini celana aku basah."
"Dan kamu bisa lihat di lantai itu masih ada sisa kopi yang tumpah!" Diva melihatnya dan itu semua benar.
"Baju kamu, baju dia gimana? kamu bisa jelasin?" tuntut Diva.
"Aku tadi emang sengaja buka kancing baju aku karena gerah, sebelum dia datang dan untuk rambut aku, aku cuma lagi pusing aja makanya rambut aku, aku acak-acak. Aku pusing sama kerjaan."
"Dan untuk kancing baju dia aku nggak tahu, aku benar-benar nggak tau sayang. Please aku mohon kamu percaya sama aku!" Diva hanya diam.
Dadanya terasa sesak, dia tak merasa lega sekalipun setelah mendengar ucapan suaminya.
"Aku pingin percaya sama kamu, tapi lihat posisi kalian tadi nggak cuma aku pasti mereka yang lihat juga akan berpikiran yang sama, sama aku."
"Aku minta maaf, aku serius aku nggak bohong, aku nggak pernah selingkuhin kamu apalagi sama dia!"
Diva hanya diam, dia mengusap air matanya kasar. "Aku nggak tau!" balas Diva lirih.
"Sayang!" Kenzo menatapnya sendu, kedua tangannya menggenggam erat tangan Diva mengecupnya berulang.
"Aku minta maaf sayang, aku mohon kamu percaya sama aku." Kenzo sampai berlutut di hadapan Diva, perasannya kalut dia takut Diva tak memaafkannya.
"Maafin aku sayang, aku mohon!" ucapnya sekali lagi.
"Bangun!" Kenzo menggeleng.
"Aku enggak akan bangun sebelum kamu maafin aku dan percaya sama aku!" ucap Kenzo kekeh.
Baru kali ini Kenzo Xavier Alexander berlutut di hadapan seorang perempuan yang bukan mamanya, dan memohon maaf kepadanya.
"Bangun atau aku enggak mau ketemu sama kamu lagi!" ucap Diva membuat Kenzo langsung menatap ke arahnya.
"Sayang, nggak mau!" Mata Kenzo berkaca-kaca melihat ke arahnya.
Diva menariknya untuk duduk di sofa, tangannya mengusap pelan paha suaminya yang basah karena tumpahan kopi barusan.
"Sakit?" tanya Diva.
Kenzo menggeleng, menggenggam tangan Diva dengan wajah sendu. "Lebih sakit saat kamu bilang nggak mau ketemu aku lagi!"