Chereads / Meteorite Jade's Scandal (Bahasa) / Chapter 31 - Ajakan Pulang

Chapter 31 - Ajakan Pulang

"Ayahanda!" Vin berbalik ke sosok yang memeluknya dari belakang.

Vin balas memeluk pria itu. Kini, pelukan Vin bahkan lebih erat dari pelukan kabut hitam itu. Gil juga ikut berhambur memeluk ayahanda mereka.

"Hahaha ... para pangeran pemberani ayah! Ayah sangat merindukan kalian." Yang Mulia Jack Greyrat mencium kening putra-putranya bergantian.

Vin melepaskan pelukan ayahnya. Vin mengamati penampilan ayahandanya dari atas ke bawah.

Vin menyilangkan tangan di dada. Vin seolah menjadi juri komentator di sebuah acara fashion show.

"Hmmm, kurasa ayahanda salah kostum saat ini."

Yang Mulia Jack melotot pada Vin. Tinggal beberapa minggu di dunia manusi,  membuat putranya itu bertingkah seperti manusia kebanyakan.

"Menurut saya juga begitu, Vin. Ayahanda seperti seorang pemain di serial wuxia. Oh ayolah, Ayah! Ini Guangzhou, Ayah. Kita bukan berada di Dynasty Han. Hahaha ...." Gil tertawa geli melihat penampilan ayahnya.

Lord Jack menjewer telinga kedua putranya.

"Kalian berani berkomentar tentang penampilan pemimpim 3 dunia, hah?"

"Aakkhh ....! Maafkan kami, Ayah! Tapi penampilan ayahanda sangat lucu." Vin tertawa sambil memegangi telinga.

"Lucu? Apa maksud kalian? Ayah memakai baju seperti ini juga waktu ayah pertama ke Dunia Manusia." Lord Jack berkata.

"Hahaha, tapi itu bukannya ratusan tahun yang lalu ya, Ayah?" Gil bertanya sambil menaikkan sebelah alis.

"Baiklah, ayah akan berganti pakaian. Sangat memalukan diejek oleh anak sendiri!" Lord Jack menggerutu.

Lord Jack berputar. Lagi-lagi dia berubah menjadi kabut ungu.

Beberapa detik kemudian, Lord Jack kembali muncul dengan tampilan yang berbeda. Kini, Lord Jack memakai kemeja putih lengkap dengan jas tuxedonya.

Gil melingkarkan tangan ke pundak Vin. Mereka mengangkat jempol mereka bersamaan.

"Bahkan, kini ayahanda lebih gagah dari aktor wuxia Yan Yikuan. Hehehe ...." Vin kembali berkomentar.

"Hahaha, tingkah kalian sungguh bukan seperti Dewa saat ini." Lord Jack tersenyum. "Oh iya, ayahanda hanya ingin menjemput kalian."

Muka Vin tiba-tiba terlihat murung mendengar ucapan Lord Jack. Dio seolah belum mau kembali ke Alam Dewa.

"Kenapa, Vin? Bukankah kamu kemarin ingin pulang?" Gil berbisik pada Vin

"Maaf, Ayahanda. Tapi, sepertinya aku butuh beberapa hari lagi di Dunia Manusia ini. Jika kami ingin pulang, kami akan pulang sendiri. Kami masih ingat jalan pulang kok. Jadi, izinkan kami di sini beberapa hari lagi, ya?" Vin memohon.

"Baiklah! Ayahanda akan kembali dalam beberapa hari lagi. Tapi, sayang juga jika baju ini tidak berguna. Ayah akan berjalan-jalan sebentar di Dunia Manusia ini."

Gil dan Vin mengangguk bersamaan.

***

Zhang Yushen dan Zhang Sifeng telah sampai di apartemen. Mereka meninggalkan ayah mereka di hotel cabang tadi.

Tuan Zhang mengatakan jika dia masih ada urusan di sana.

Sesaat kemudian, Gil dan Vin juga telah sampai di apartemen, yang selama ini mereka tinggali.

"Gil! Vin! Aku mempunyai hadiah untuk  Terimalah ini!"

Zhang Yushen memberikan 2 kotak persegi panjang kepada Gil dan Vin.

"Terima kasih, Kak Yushen!"

Vin langsung menerimanya dan membuka kotak itu. Sebuah benda persegi panjang. Warnanya gold dan tipis. Vin membolak-balikkan benda aneh itu. Vin juga tidak tahu apa fungsi benda persegi panjang itu.

Gil juga mendapat benda yang sama. Namun warna benda yang di dapatnya adalah silver. Gil juga ikut membolak-balikkan benda itu.

Zhang Sifeng mendekat ke arah Vin dan berucap, "Ini yang namanya smartphone, Vin. Kita bisa terhubung dengan siapapun dengan benda ini."

Gil meniup benda itu layaknya ia meniup harmonika yang selama ini Gil gunakan untuk menghubungi adiknya.

"Tidak menghasilkan bunyi, bagaimana memakainya?" tanya Gil, memasang wajah yang sangat polos.

"Hahaha ... bukan ditiup seperti itu, Gil! Tapi, gunakanlah seperti ini!" Gil meraih benda itu dan menggeser-geser layarnya dengan jari.

"Vin, kemarilah! Aku akan mengajarkan cara menggunakan alat itu!" Sifeng berkata. Dia juga mulai memberi tahu Vin cara-cara mengoperasikan smartphone tersebut.

Gil sangat antusias. Dia mencoba sendiri menggeser-geser layar dengan jarinya.

Kini Vin juga tidak mau kalah. Dia memotret dirinya seperti yang diajarkan oleh Zhang Sifeng.

Kedua Dewa itu kini sibuk dengan smartphone-nya masing-masing.

***

Tuan Zhang mendapat panggilan.

"Hallo! Kenapa lagi?"

"...."

"Baiklah, aku kini sedang berusaha. Kumohon jangan memaksanya! Dia hanya butuh mengerti tentang keadaan kita ini!"

"...."

"Jaga batasanmu! Aku tak akan tinggal diam jika kau perlakukan A-Feng sesuka hatimu!"

Tuan Zhang lalu menutup panggilan telepon itu Ia menghela napas berat dan mengembuskannya kasar.

Bersambung ....