Malam yang harusnya bisa bersantai dengan tidur dan mimpi indah, malah jadi ajang bersin tiada henti di kamar Wiyana.
Gadis itu terkena flu karena sempat hujan hujanan dengan Haidar tadi, dan bodohnya. Wiyana tak mengeringkan rambutnya, ah. Bukannya tidak ingin mengeringkan rambut, hanya saja sulit mengeringkan rambut dengan tangan kiri.
"Gue butuh teh anget," ucap gadis itu.
Pelan pelan Wiyana mengarahkan kursi rodanya agar menuju ke dapur, sepanjang perjalanan.
Tidak ada tanda tanda kalau ada yang masih bangun pada pukul satu dini hari, Wiyana pun sebenarnya tidak ingin berkeliaran malam malam.
Tapi, apa boleh buat. Dirinya butuh sesuatu untuk merasa lebih baik.
Sampai di dapur, Wiyana mendekati kompor listrik.
Sampai di depan sana, dia agak menegakkan tubuhnya agar bisa menggapai tombol tombol di kompor.
Tapi, sialnya agak sulit. Karena meja itu terlalu tinggi. Wiyana rasanya ingin bangkit saja, semakin dia keras berusaha untuk bangkit.
