Dimas bangkit dari duduknya, dia tidak akan mundur walau Kaila bilang seperti itu.
Kening Kaila berkerut ketika Dimas mulai mendekati dirinya, dan mengulurkan tangannya menantikan Kaila untuk menerima uluran tangan itu.
Walau tak paham apa maksud Dimas, Kaila tetap menerima uluran tangan Dimas dengan banyak pernyataan bersarang dalam benaknya.
"Kaila, aku ... aku nggak tau harus memulai dari mana," aku Dimas, dia melepaskan pegangannya pada telapak Kaila.
Mereka dirinya tak pantas untuk menggenggam tangan kecil itu terlalu lama, sebab di hati Kaila ada pria lain.
"Kenapa, Dimas? Apa ada yang menganggu kamu?" tegur Kaila dengan ke dua alis yang diangkat.
Dimas mengangguk dua kali, dia memaksakan senyumnya agar tercipta di wajahnya yang tampan tak ingin membuat Kaila terlalu khawatir. Sebab dirinya memang baik baik saja.
"Kupikir aku sendiri, yang membuat perasaanku jadi terganggu."