Malam harinya, Kaila baru saja kembali bangun setelah tanpa sadar dia ketiduran saat bicara tadi bersama Alea.
Kaila melirik jam di dinding itu, dia menguap sekali. Ternyata waktu sudah memasuki pukul delapan malam, ah. Jika begini nanti malam Kaila pasti tak akan bisa tidur.
Gadis itu beranjak dari kasurnya ke kamar mandi untuk sekedar membasuh wajah, dan setelah dia rasa sudah cukup segar.
Kaila menatap dirinya di depan cermin besar yang tersedia di kamar yang memang miliknya, ya. Allard adalah papa yang penuh dengan perhitungan.
Walau mereka tak tinggal bersama, tapi. Allard membuatkan kamar untuk Kaila, dan kamar itu sesuai dengan selera Kaila.
Kaila jadinya nyaman dan tak begitu merindukan kamarnya di Bali, dia malah merindukan mamanya.
Kaila melirik ponselnya, dia buka dan begitu banyak panggilan masuk dari sang mama dan juga Dimas.
Namun, Kaila memilih untuk menelepon balik mamanya.