Suara tembakan saling bersahutan sahutan di dalam rumah bertingkat tiga itu, tiga pria yang memenuhi kamar dengan Wiyana.
Tak henti saling menekan pelatuk, dua lawan satu. Haru walau sendiri, sangat pandai memainkan strategi.
Pria itu bersembunyi di balik lemari, Haidar terus membidik Haru. Namun, saudaranya yang dia benci itu sangat pandai mengelak.
"Shit! Allard, bawa Wiyana pergi dari sini. Antarkan dia ke kapal dengan selamat, jangan tinggalkan dia apa pun yang terjadi! Cepat!" seru Haidar dengan suara yang keras, jelas jelas dapat didengar semua orang.
Haru mencengkeram kuat pistolnya, dia mengumpat tak henti karena anak buahnya tak ada yang muncul di saat saat begini.
Suara tembakan memekakkan telinga mereka, membuat Allard mengerutkan keningnya karena tak bisa mendengar jelas apa yang Haidar katakan.
"APA?" teriak Allard, dia berusaha keras melindungi Wiyana.
