Haru memejamkan matanya ketika air menyembur ke wajahnya bersamaan dengan itu Wiyana membuka matanya, Haru hembuskan napas lega.
Dia duduk, sembari membantu Wiyana duduk. Diusapnya punggung Wiyana dengan lembut beberapa saat.
"Kamu baik baik saja?" tanyanya, Haru memiringkan wajah ingin melihat ekspresi gadis itu.
Dengan napas yang ngos ngosan Wiyana langsung berdiri, dia berjalan dengan sempoyongan beberapa kali Wiyana batuk karena tenggorokannya masih sakit.
Haru mencengkeram pasir dengan kuat, dia kesal karena gadis itu sangat keras kepala.
"Wiyana, tunggu!" seru Haru.
Tak ingin tinggal diam, dia langsung bangkit mengikuti Wiyana. Langkah Wiyana sangat pelan hingga Haru bisa dengan mudah mencapai gadis itu.
Haru menahan pergelangan Wiyana, gadis itu enggan untuk melihat pada Haru yang amat sangat dia benci.
"Kamu harus diperiksa," katanya.
Wiyana ingin berontak, tapi. Haru enggan untuk melepaskan, pegangannya semakin erat saja.
