Senyum miringnya tercipta ketika melihat pemandangan di depannya seperti yang ia harapkan, pria itu Haru. Memantau gerak Lidia dan ternyata mamanya itu pandai dalam melakukan tugas.
"Ah, ini seperti yang saya bayangkan," gumamnya.
Haru mengambil ponsel, dia menghubungi seseorang setelahnya Haru menempelkan ponselnya ke telinga.
Tak butuh waktu lama, panggilannya sudah tersambung.
"Rencana kita berjalan dengan mulus, sekarang kamu gantian bertindak. Lakukan tugasmu dengan benar, dengan begitu rencana ini akan sempurna," kata Haru mengingatkan rekannya yang lain.
Wanita di seberang sana tersenyum penuh kemenangan, seakan tak kapok karena sudah berkali kali mendapatkan larangan dari Haidar.
Dinda lagi lagi nekad menemui Ken di sekolah, lagi pula. Dinda harus memiliki keberanian untuk menghadapi Haidar yang keras itu.
"Saya mengerti," katanya sembari memutuskan sambungan mereka.