"Jadi, tujuan kamu ke sini cuma buat sarapan?"
Wiyana baru bisa bertanya setelah Haidar selesai makan, pria itu sepertinya menyukai makanan sederhana di kontrakan Wiyana.
"Tidak!"
"Lalu?"
Haidar sedikit melonggarkan dasinya, dia tidak peduli jika kini sudah tidak rapi lagi.
"Saya tadi hanya mengambil upah dari kepekaan saya lebih dulu sebelum memecahkan masalahmu," kaya Haidar sembari membuka ponselnya.
"Maksudnya?"
"Pagi!" sela Allard tiba tiba muncul dengan senyumnya yang cerah, secerah pagi ini.
Wiyana refleks bangkit mendekati Allard, dia terlihat tak enak pada Allard sebab Wiyana sudah tahu kalau Allard tidak melakukan apa apa pada Alea.
"Al, maafin gue, ya. Gue udah tau bukan lo orang yang buat Alea jadi kayak sekarang," pinta Wiyana dengan tulus menatap ke dalam manik Allard.
"Hmmm, nggakpapa. Walau gue agak tersinggung, tapi. Kesalahpahaman dalam persahabatan itu biasa terjadi," katanya dengan senyuman lebar maklum dengan Wiyana.
