"BUKANKAH aku sudah bilang berkali-kali kepadamu, lihat dulu dengan seksama, sebelum kau melakukannya!" teriak Sandro.
"Aku sudah melakukan semua hal, sesuai keinginan anda, Pak." Godam membela diri.
"Keinginan apa? Yang kamu celakai itu bukan Aira tapi istriku ...!" teriak Sandro sekali lagi.
"Kamu tidak perlu sampai berteriak-teriak begitu kepadaku, brengse'k ...!"
Godam akhirnya ikut tersulut amarah. Namun sejenak ia tertegun, teriakan Sandro kembali bergaung dalam kepalanya.
Apa sebenarnya maksud lelaki flamboyan ini? Apakah dia sedang bersandiwara? Apakah dia hendak berlaku curang kepadaku?
'Apakah dengan mengakui kalau yang menjadi korban adalah istrinya, lalu sisa pembayaran bisa seenaknya saja dibatalkan?' 'Tunggu dulu, Bung! Aku tidak sebodoh itu Dan kamu tidak bisa mempermainkan aku seenak perutmu.' Batin lelaki itu dengan geram.
Godam akhirnya memilih bungkam. Dibiarkannya saja sumpah serapah berhamburan keluar dari mulut Sandro.