KENING Hana makin berkerut mendengar cerita Aira tentang kebaikan sosok yang bernama om Sandi itu.
Sandi ...?
Oh Tuhan, kenapa bisa kebetulan begini, kenapa anaknya kenal dengan sosok yang lelaki bernama Sandi? Kenapa ...?
Nama itu adalah nama yang tidak pernah bisa lepas dari fikirannya. Nama yang pernah membuat dia jatuh bangun dan tersungkur dalam kubangan dosa karena rasa mencintai yang terlalu dalam.
Nama yang karenanya lah dirimu hadir ke dunia ini, wahai bidadari kecilku. Hana kecut saat diingatkan soal itu.
"Ma." Suara Aira membuat Hana tersentak dari lamunannya.
"Ya," jawab wanita itu dengan wajah bersemu merah.
"Sebentar lagi om Sandi pasti lewat sini, dan mampir untuk bermain bersamaku." Suara kenes anaknya, sama sekali tak membuat perasaan Hana menjadi lebih baik.
"Om Sandi kamu itu lewat di sini setiap hari?" Hana akhirnya terpancing juga untuk bertanya lebih jauh tentang lelaki yang dipanggil om Sandi oleh Aira.