SUDAH sangat larut ketika Diana sampai dan memencet bel rumah sahabatnya. Hana membukakan pintu dengan keadaan masih terkantuk-kantuk.
"Maaf Hana dear, Aku nggak menyangka akan pulang selarut ini." Wanita itu menyenyumi Hana Aura yang muncul dengan wajah lusuh, khasnya orang yang baru terjaga dari tidur.
"Nggak apa-apa Di. Yang penting kau masih bisa pulang dengan selamat." Diana tersenyum kecut. Jawaban Hana Aura terasa menyindirnya.
"Banyak yang hendak kuceritakan kepadamu, tapi tidak sekarang. Keterlaluan kalau aku masih melakukan hal itu," katanya sambil ketawa ditahan.
"Aku tak sabar menunggu esok." Entah Hana serius atau tidak. Tapi, lagi-lagi Diana merasa tersindir.
Pastilah sahabatnya itu membayangkan yang bukan-bukan atas keterlambatan yang kelewat batas ini.
"Na ...." dipanggilnya wanita yang tengah semoyongan itu. Hana menoleh.