SEMUA keluarga sudah dikabarinya. Ibu mertua, adik ipar, sepupu, tak ada satupun yang tertinggal.
Dengan kaki gemetar Haikal melangkah perlahan-lahan memasuki ruang persalinan. Senyuman Hana yang hangat menyambut kedatangannya, begitu pintu di depannya terbuka.
"Halo sayang, betapa cantiknya senyum istriku hari ini," puji Haikal sambil mendaratkan sebuah kecupan di dahi Hana yang basah oleh peluh.
Sekali lagi Hana mengembangkan senyuman di bibirnya, walau sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Isi hatinya terlalu campur aduk, antara rasa bahagia dan berdosa entah mana yang terasa lebih besar.
Haikal senang melihat reaksi Hana melihat kedatangannya. Walau wajah istrinya masih terlihat lelah, namun dia tetap berusaha untuk mengembangkan seulas senyuman demi menyenangkan hatinya.