Dalam kamar mewah ini serasa berada di dalam kandang emas
Aku duduk diatas soffa dengan perasaan resah gelisah terus berfikir bagaimana cara agar keluar
"Seberapa kaya nya sih tuh orang, penjaga nya banyak amet, ini hotel dah kaya rumah nya sendiri, sepanjang lorong tadi juga aku ga melihat tamu satu pun"
/Suara pintu yang terbuka
Bergegas ku menengok kearah pintu yang terbuka
Rupanya lelaki itu yang datang
Aku berdiri dan menghadapnya
"Heii,, apa sebenar nya maumu?"
Tanyaku padanya
"Brukk... "
Ia menjatuhkan barang yang tampaknya seperti berkas
"Bukalah..."katanya
Karna penasaran
Aku mengambilnya dan hendak membukanya
Aku benar benar di buat terkejut olehnya
"Apa ini?" Kataku
"Bukan kah sudah jelas ?
Itu surat pernikahan kita " jawabnya dengan santai
"Siapa dengan siapa?" Tanya ku tak percaya
"Haaa... Ga bisa baca ya? Itu lihat
Jelas jelas namamu dan namaku terpampang nyata
Al rich dan Ria kata" sambil menunjuk surat yang ku pegang
"Haha bohong.... " Jawabku
"Padahal beneran " jawabny sembari duduk
"Lu gila ya? Nikah? Gue? Ama lu?" Teriak ku
"Kok jadi lu gue elu sih?" Jawabnya
"Ini palsu kan? Asal lu tau ya .... Ga mungkin gue ama lu... Itu mustahil
Ogah seogah ogahnya"
"Pheii" ku meludah
"Hmmm..... Itu asli kok" Hanya itu tanggapannya
"Mustahil, mustahil... Buat ginian itu ga segampang jidat, lu ga bisa nipu gue"
"Pfft... Hahaha kamu ga tau ya... ?
Tawanya sembari beranjak dari sofa dan mendekat
"Didunia ini, uang memudahkan segalanya" ucapnya yang ia katakan di dekat telingaku
Ia mengucapkan nya sangat dekat di telingaku hingga benar benar membuat ku merinding
Ku mengepalkan tanganku ,ku berkata
"Lu bisa dapatin restu dari sebuah surat bahkan dunia ini tapi tidak denganku"
"Aku tak perduli" katanya dengan senyum kecil lalu pergi kekamar kecil
Dia cukup lama disana sepertinya ia sedang mandi
Namun aku tak perduli tentang nya
Aku menatap surat itu
Aku membacanya namanya
Baru ku sadar kalau Al rich adalah namanya
"Yaa aku juga ga tau sih siapa namanya... Eh aku juga ga perduli siapa namanya" ku menyangkalnya
Ku lempar surat itu kemeja
Dan bergegas duduk di sofa
"Ayoo fikirkan lagi gimana caranya keluar dari sini..." Ku fokuskan kembali fikiranku
Tiba tiba ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan basah bertelanjang dada dan hanya di baluti handuk
Yang menutupi bagian bawahnya
"A,, a,, a,, apa yang kau lakukan?"
Tanya ku dengan sedikit teriak
Ia mendekatiku dan memojokkanku
"Kamu rasa? " Tanyanya
"Menjauhlah " kataku
Yang benar benar sudah tak dapat menjauh darinya karna terhalang oleh senderan di soffa
Wajah nya semakin mendekat
Hingga benar benar dekat
Ku fikir ia ingin menciumku
Ku menutup mataku dengan terburu buru
Rupanya aku salah
"Kamu tunggu apa?" Katanya membisik ditelingaku
Aku kaget dan merasa benar benar di permainkan
"Apa..."
Belum ku menyelesaikan kata kata ku
Ia menggigit daun telingaku
"Ah... Eee..." Aku kaget karnanya
Itu tempat sensitifku
"Lepaskan...ahh.."
Tak kunjung melepaskan
Ia malah menjilatnya....
Aku berusaha melepaskannya
Namun ia sangat kuat
Dan aku semakin merasa lelah
Suhu tubuhku pun semakin tinggi
Aku merasa benar benar aneh
Aku benar benar di permainkan oleh nya
Dan fikiran ku mulai hilang
Aku tak dapat berfikir jernih
"Lepas kan... Ahkk ahh.."
Lalu ia melepaskan ku dan menatapku
Ia tersenyum kecil
"Ap apa??" Tanya ku dengan curiga
Ia langsung menggendongku
Dia menjatuhkan ku keranjang
"Ahkk..."
Dia yang berada diatas ku
Tanpa basa basi ia menciumku paksa
"Hmmm.... Hmmm le... Lepas..."
Ia sudahi ciuman nya
Lalu mengusap bibirnya dengan jari nya dan berkata
"Ku rasa ku ingin dengar desahanmu lebih lagi hari ini"