Lagi lagi aku berada ditempat yang sama
Kamar yang entah dimana lokasinya ini
Layaknya kandang emas
Memang indah namun rasanya hampa
Entah sudah berapa lama aku disini
Ku tak dapat lagi menghitung hari
Yang kulewati dari hari ke hari tak lain hanya sunyi resah dan amarah
Terkadang aku lupa untuk apa aku hidup
Apa tujuan ku
Aku mulai frustasi
Berkali kali ingin ku bunuh diri
Tapi mengingat ku yang membencinya
Ku enggan mati untuknya
Ku enggan mati ditempatnya
Ku enggam menyerah karnanya
Tapi.... Apa yang bisa ku perbuat??
Ku hanya menangis
Menghancurkan seisi rumah
Membanting banting barang seperti orang gila
Aku benar benar sudah gelisah
Disiang hari yang dingin ini
Pelayan datang membawakan makanan seperti biasanya
"Enak ya... Walau pun status ku disini lebih tinggi dari mu
Tapi kau bisa melangkah kemanapun kau inginkan...
Berbeda denganku" kata ku dengan nada yang sudah tak lagi bertenaga
"Nyonya... Bagaimana jika kau menerima tuan apa adanya?.. mungkin itu akan membuatmu merasa lebih baik... Lagi pula kau bisa mendapatkan apapun jika kau memintanya kan" saran pelayan itu benar benar membuat ku murka
"Hah? Kamu gila... Kamu ga tau rasa nya jadi... Jangan sok deh... Kamu tuh ga tau frustasinya menjadi aku... Kamu tuh.... Huh... Sudah lah pergi sana... Pergi"
"Prrankk" suara piring yang kulempar kedinding itu hampir mengenainya
Tapi dia mengelak dan langsung meninggalkan tempat ini
Ku melihat pecahan piring kaca itu
Ku ambil yang kiranya tajam untuk menusuk seseorang
Kurasa ku benar benar gila karna berfikir akan ku gunakan pecahan piring itu untuk menusuk Al ketika ia tertidur
Ku sembunyikan pecahan piring kaca itu di bawah bantalku agar mudah ku ambil
Tak menunggu waktu lama
Malam pun tiba
Benar kiraku.. ia datang
Tanpa berbasa basi ia langsung menyerang ku
Ia menciumi ku tanpa henti
Membuat ku sesak bernafas..
"He...hentikan" kataku
"Jangan sekarang" jawabnya sembari melepas bajunya
Ia kembali menciumku....
Menggigit bibirku....
Menjilat leherku....
Ku berusaha melepasnya namun ku tak berdaya...
Kutakut jika ku harus terlarut lebih dalam lagi
Ku takut jika ku harus terlena lagi seperti waktu itu
"Aku mencintaimu " tiba tiba ia mengatakan hal yang benar benar membuat ku syok dan tak percaya....
"Jika kau mencintaiku maka lepaskan aku" jawab ku sambil meronta ronta dari genggamannya
"Itu mustahil " jawabnya
Malam yang semakin gelap
Namun tak lagi dingin itu
Benar benar lah hina bagiku
Seluruh tubuhku penuh akan harum dari parfum nya
Ia memakan ku hingga tak tersisa
"Sakit ... Kenapa besar sekali..."kataku dalam hati
Setelah keluar beberapa kali
Ia tak kunjung mengakhirinya
Ia benar benar membuat ku lemas...
Membuatku ingin menutup mataku
Aku lelah...
Ketika ia selesai
Ia langsung tertidur disampingku
"Aku ngantuk... Tapi aku tak boleh tertidur" itu kata hatiku
Hingga kiranya sudah satu jam
Ku pastikan dia benar benar sudah terlelap dalam mimpi
Aku yakin itu
Ku ambil pecahan piring yang ada di balik bantalku
Ku genggam dengan kedua tanganku agar menambah kekuatanku
Kuangkat tangan dan hendak menusuk dadanya
"Seeeetttt" suara tangan yang diayunkan
"Tap" tangan nya menggenggam tanganku
"Ahhk...." Lalu ia membalikku hingga posisi kami tertukar
"Dia masih bangun" kata ku dalam hati dengan syook
"Kau mau membunuhku?"katanya dengan nada yang berat dan tatapan yang tajam itu Benar benar menusuk ku
"Kalo iya kenapa?" Jawabku dengan sedikit gemetar
"Kenapa? " Jawabnya
"Kau tanya kenapa? Jelas jelas karna ku membencimu... Ku berharap kau musnah .... Mati sana sialan brengsek.. bajingan!!!" Jawab ku dengan nada bentak
"Sebegitunya kah kau membeciku?" Jawabnya dengam sedikit sayu
Aku tak menjawab apa apa.... Karna melihat ekspresinya yang sayu itu mengajal dihatiku
Mungkin ia tersinggung fikirku
"Disaat aku mulai mencintaimu?" Lanjut nya...
"Biarkan aku pergi dari sini.... Maka mungkin rasa benciku berkurang" jawabku
"Mana mungkin ku melepaskan mu dikala ku tau kau mungkin takkan dapat ku temui lagi" katanya
"Jangan berfikir jika kau bilang cinta padaku bisa membuatku luluh padamu" kutegaskan padanya berharap dia berhenti mengatakan hal yang tak perlu
"Tapi kini aku benar benar jatuh hati padamu" jawabnya dengan nada begitu lembut namun penuh dengan kesedihan
Lalu ia melepaskan tanganku dan pergi entah kemana
Hari itu Lagi lagi ku tak bisa menyelesaikan apa yang selalu ku rencanakan
Aku hanya bisa merasa kesal..
Pecahan piring yang tadinya ingin kutusukkan padanya kini berganti alih menusuk bantal dan kasur sebagai pelampiasanku
Hingga ku lelah dan tertidur di kasur yang sudah berantakan itu