Chereads / RANTAI MERAH / Chapter 6 - tak bergeming

Chapter 6 - tak bergeming

Lagi lagi aku berada ditempat yang sama

Kamar yang entah dimana lokasinya ini

Layaknya kandang emas

Memang indah namun rasanya hampa

Entah sudah berapa lama aku disini

Ku tak dapat lagi menghitung hari

Yang kulewati dari hari ke hari tak lain hanya sunyi resah dan amarah

Terkadang aku lupa untuk apa aku hidup

Apa tujuan ku

Aku mulai frustasi

Berkali kali ingin ku bunuh diri

Tapi mengingat ku yang membencinya

Ku enggan mati untuknya

Ku enggan mati ditempatnya

Ku enggam menyerah karnanya

Tapi.... Apa yang bisa ku perbuat??

Ku hanya menangis

Menghancurkan seisi rumah

Membanting banting barang seperti orang gila

Aku benar benar sudah gelisah

Disiang hari yang dingin ini

Pelayan datang membawakan makanan seperti biasanya

"Enak ya... Walau pun status ku disini lebih tinggi dari mu

Tapi kau bisa melangkah kemanapun kau inginkan...

Berbeda denganku" kata ku dengan nada yang sudah tak lagi bertenaga

"Nyonya... Bagaimana jika kau menerima tuan apa adanya?.. mungkin itu akan membuatmu merasa lebih baik... Lagi pula kau bisa mendapatkan apapun jika kau memintanya kan" saran pelayan itu benar benar membuat ku murka

"Hah? Kamu gila... Kamu ga tau rasa nya jadi... Jangan sok deh... Kamu tuh ga tau frustasinya menjadi aku... Kamu tuh.... Huh... Sudah lah pergi sana... Pergi"

"Prrankk" suara piring yang kulempar kedinding itu hampir mengenainya

Tapi dia mengelak dan langsung meninggalkan tempat ini

Ku melihat pecahan piring kaca itu

Ku ambil yang kiranya tajam untuk menusuk seseorang

Kurasa ku benar benar gila karna berfikir akan ku gunakan pecahan piring itu untuk menusuk Al ketika ia tertidur

Ku sembunyikan pecahan piring kaca itu di bawah bantalku agar mudah ku ambil

Tak menunggu waktu lama

Malam pun tiba

Benar kiraku.. ia datang

Tanpa berbasa basi ia langsung menyerang ku

Ia menciumi ku tanpa henti

Membuat ku sesak bernafas..

"He...hentikan" kataku

"Jangan sekarang" jawabnya sembari melepas bajunya

Ia kembali menciumku....

Menggigit bibirku....

Menjilat leherku....

Ku berusaha melepasnya namun ku tak berdaya...

Kutakut jika ku harus terlarut lebih dalam lagi

Ku takut jika ku harus terlena lagi seperti waktu itu

"Aku mencintaimu " tiba tiba ia mengatakan hal yang benar benar membuat ku syok dan tak percaya....

"Jika kau mencintaiku maka lepaskan aku" jawab ku sambil meronta ronta dari genggamannya

"Itu mustahil " jawabnya

Malam yang semakin gelap

Namun tak lagi dingin itu

Benar benar lah hina bagiku

Seluruh tubuhku penuh akan harum dari parfum nya

Ia memakan ku hingga tak tersisa

"Sakit ... Kenapa besar sekali..."kataku dalam hati

Setelah keluar beberapa kali

Ia tak kunjung mengakhirinya

Ia benar benar membuat ku lemas...

Membuatku ingin menutup mataku

Aku lelah...

Ketika ia selesai

Ia langsung tertidur disampingku

"Aku ngantuk... Tapi aku tak boleh tertidur" itu kata hatiku

Hingga kiranya sudah satu jam

Ku pastikan dia benar benar sudah terlelap dalam mimpi

Aku yakin itu

Ku ambil pecahan piring yang ada di balik bantalku

Ku genggam dengan kedua tanganku agar menambah kekuatanku

Kuangkat tangan dan hendak menusuk dadanya

"Seeeetttt" suara tangan yang diayunkan

"Tap" tangan nya menggenggam tanganku

"Ahhk...." Lalu ia membalikku hingga posisi kami tertukar

"Dia masih bangun" kata ku dalam hati dengan syook

"Kau mau membunuhku?"katanya dengan nada yang berat dan tatapan yang tajam itu Benar benar menusuk ku

"Kalo iya kenapa?" Jawabku dengan sedikit gemetar

"Kenapa? " Jawabnya

"Kau tanya kenapa? Jelas jelas karna ku membencimu... Ku berharap kau musnah .... Mati sana sialan brengsek.. bajingan!!!" Jawab ku dengan nada bentak

"Sebegitunya kah kau membeciku?" Jawabnya dengam sedikit sayu

Aku tak menjawab apa apa.... Karna melihat ekspresinya yang sayu itu mengajal dihatiku

Mungkin ia tersinggung fikirku

"Disaat aku mulai mencintaimu?" Lanjut nya...

"Biarkan aku pergi dari sini.... Maka mungkin rasa benciku berkurang" jawabku

"Mana mungkin ku melepaskan mu dikala ku tau kau mungkin takkan dapat ku temui lagi" katanya

"Jangan berfikir jika kau bilang cinta padaku bisa membuatku luluh padamu" kutegaskan padanya berharap dia berhenti mengatakan hal yang tak perlu

"Tapi kini aku benar benar jatuh hati padamu" jawabnya dengan nada begitu lembut namun penuh dengan kesedihan

Lalu ia melepaskan tanganku dan pergi entah kemana

Hari itu Lagi lagi ku tak bisa menyelesaikan apa yang selalu ku rencanakan

Aku hanya bisa merasa kesal..

Pecahan piring yang tadinya ingin kutusukkan padanya kini berganti alih menusuk bantal dan kasur sebagai pelampiasanku

Hingga ku lelah dan tertidur di kasur yang sudah berantakan itu