"Aku tidak akan pernah mau menjadi milikmu," ujar Syafa, "Aku adalah seorang istri,".
"Dengar Syafa, suamimu tidak akan pernah mencintai dirimu," ujar Pria itu.
"Aku akan berjuang untuk mendapatkan cinta dan kasih sayangnya," ujar Syafa.
"Jangan bodoh, Syafa. Pria itu hanya mencintai Citra saja," ujar Pria itu.
"Siapa Citra?" tanya Syafa.
"Citra adalah kekasih suamimu. Mereka telah menjalin hubungan selama lima tahun," balas Pria itu.
Syafa terdiam mencerna setiap perkataan pria asing itu.
"Aku tidak boleh percaya dengan perkataannya," batinnya.
"Apa kau percaya dengan ucapanku?" tanya Pria itu.
Syafa hanya mengangguk membuat pria itu tersenyum.
"Aku percaya padamu," balas Syafa.
Pria itu mengambil semangkuk bubur dan memberikannya kepada Syafa.
"Pria ini sebenarnya sangat baik, dia butuh pendamping hidup," batinnya.
Syafa mengambil semangkuk bubur itu dan mulai memakannya.
"Aku tahu caraku salah dengan menculik istrinya Leon," batin Pria itu, "Aku hanya ingin membuat Leon sadar dan melupakan masa lalunya,".
Pria itu pun pergi meninggalkan Syafa yang sedang menikmati semangkuk bubur.
***
Leon Louis Fernando, ia adalah pewaris laki-laki satu-satunya keluarga Fernando. Sikapnya yang tenang, tegas, dan berwibawa, mampu membuat seorang pria berusia 23 tahun itu dihormati. Leon adalah putra satu-satunya Devian Fernando dan Alisia Fernando.
Leon memiliki masa lalu yang kelam dan mampu membuat pria itu menjadi sosok yang kejam, kasar, dan dingin.
***
Di sisi lain...
Leon sedang fokus mengendarai mobilnya dan tanpa sengaja ia melihat Citra wanita masa lalunya.
"Citra," ujar Leon.
Leon tersadar dan ia mengepalkan tangannya.
"Sadar Leon. Dia adalah wanita yang telah mengkhianatimu," ujar Leon, "Dia telah meninggalkanmu dan melakukan hubungan terlarang dengan pria lain,".
Leon pun menghidupkan mesin mobil dan melanjutkan pencarian Syafa.
***
"Aku merasakan kehadiran dia," ujar Citra, "Apa Leon ada disini?".
Citra menatap lingkungan sekitar.
"Hanya perasaan aku saja mungkin," ujar Citra.
Citra mengusap perut yang semakin membesar.
"Tenang ya sayang. Mama akan meminta ayahmu untuk bertanggung jawab," ujar Citra.
Citra tersenyum lalu pergi.
***
Tak terasa hari sudah pagi namun Leon belum juga menemukan istri tercintanya.
"Syafa," lirih Leon.
Leon hanya terdiam, ia telah kehilangan jiwa dan cinta sejatinya.
"Aku tidak boleh menyerah. Syafa harus kembali padaku," ujar Leon.
Pria itu pun kembali fokus menyetir mobilnya, saat sedang asik menyetir tiba-tiba ponselnya.
Pria itu memarkirkan mobilnya sebentar dan langsung mengangkat telponnya.
***
~ Via Call ~
"Tuan. Saya sudah menemukan keberadaan nyonya," ujar Seseorang.
"Kirimkan alamatnya padaku. Aku sendiri yang akan menjemputnya," ujar Leon.
"Nyonya diculik oleh Aiden. Musuh anda sendiri," ujar Seseorang.
"Apa!" teriak Leon.
Tut...
~ Via Call Off ~
"Aku akan datang menjemputmu. Syafa," ujar Leon.
Leon pun masuk ke dalam mobilnya kembali lalu pergi.
***
Leon telah sampai di Mansion milik Aiden, dengan kasar ia mengetuk pintunya.
"Aiden keluar kau!" teriak Leon.
Leon kembali mengetuk pintunya dengan kasar.
"Keluarlah, Aiden!" teriak Leon.
Tak lama pintu terbuka dan keluarlah pria bernama Aiden.
"Hai, Leon ...," ujar Aiden.
"Tidak perlu banyak basa-basi. Katakan dimana istriku," ujar Leon.
"Kau bicara apa, Leon. Aku tidak tahu dimana istrimu itu," ujar Aiden.
"Jangan bohong. Mata-mataku telah memberitahuku bahwa kau sudah menculik istriku," ujar Leon.
"Wah-wah, Leon. Baru sehari saja kau ditinggal istrimu, sikapmu sudah seperti ini," ujar Aiden.
"Kau memang benar, Leon. Aku yang sudah menculik istrimu," lanjut Aiden.
Leon ingin memukul Aiden namun tiba-tiba Syafa datang dan memeluk erat tubuhnya.
"Aku merindukanmu suamiku," ujar Syafa.
Leon terdiam dan Aiden tersenyum.
"Aku pergi dulu," ujar Aiden.
Aiden tersenyum lalu pergi meninggalkan Leon dan Syafa.
"Aku merindukanmu," ujar Syafa.
Leon mengusap lembut wajah istrinya dan membalas pelukan dengan lembut.
"Aku juga sangat merindukanmu," ujar Leon.
Leon mengusap lembut rambut istrinya dan mencium keningnya.
***
Leon mengenggam kedua tangan istrinya.
"Kita pulang ya," ujar Leon.
Syafa tersenyum dan Leon ikut tersenyum.
"Sebelum pulang, aku akan mengajakmu untuk sarapan bersama," ujar Leon.
Leon pun memeluk pinggang istrinya dan membuka pintu mobil miliknya. Saat akan masuk ke dalam mobil tiba-tiba Aiden datang.
"Kalian tidak bisa pergi begitu saja," ujar Aiden.
"Apa lagi yang kau inginkan, Aiden!" tegas Leon.
"Sahabat dari istrimu!" tegas Aiden.
Leon dan Syafa terkejut bukan main.
"Kalian boleh pergi jika aku berhasil mendapatkan alamat rumah sahabat Syafa," ujar Aiden.
Syafa menatap suaminya.
"Apa yang ingin kau lakukan pada sahabat istriku?" tanya Leon.
"Menikahinya," balas Aiden singkat.
Leon dan Syafa sangat terkejut.
"Bukankah kau pria yang tidak menyukai wanita?" tanya Leon.
"Jangan sembarangan kamu, Leon. Aku hanya sedang memilih yang tepat saja," balas Aiden dengan nada kesal karena perkataan Leon.
Syafa tersenyum.
"Senyummu hanya untukku," ujar Leon.
Aiden tertawa terbahak-bahak.
"Jangan tersenyum padaku, Syafa. Suamimu sangat over protective," ujar Aiden.
"Apa itu benar suamiku?" tanya Syafa.
"Benar," balas Leon.
Leon merangkul pundak istrinya.
"Syafa berikan alamat sahabatmu padaku," ujar Aiden, "Kalian boleh pulang setelah memberikannya padaku,".
"Aku tidak punya kertas kakak," ujar Syafa.
"Kamu memanggilnya kakak?" tanya Leon.
"Ya suamiku," balas Syafa.
"Berikan ponselmu padaku," ujar Leon.
"Buat apa?" tanya Aiden.
"Bukankah kau tadi meminta alamat tempat tinggal sahabat istriku," balas Leon.
Aiden hanya tersenyum.
"Kau cepat sekali marah, Leon. Aku ini bukan musuhmu," ujar Aiden.
"Kau menyebalkan," ujar Leon.
Aiden memberikan ponselnya pada Leon dan Leon memberikannya pada istrinya.
Syafa terlihat gemetaran dalam mengetik di ponsel milik Aiden, Leon memperhatikan istrinya dan menghela nafas.
"Leon. Coba kamu belikan ponsel untuk istrimu," ujar Aiden.
Syafa memberikan ponsel Aiden kepada pemiliknya.
"Aku akan membelikannya," ujar Leon.
"Belikan juga camilan untuknya," ujar Aiden.
"Ya Aiden. Kau cerewet sekali," ujar Leon kesal.
Aiden tertawa terbahak-bahak membuat Syafa merinding ketakutan dan pada akhirnya ia bersembunyi di belakang Leon.
"Hentikan tertawamu yang seperti kuntilanak, Aiden. Kau membuat istriku ketakutan," ujar Leon.
"Maapkan aku nyonya Fernando," ujar Aiden.
"Aku akan pulang," ujar Leon.
"Hati-hati," ujar Aiden.
Leon membuka pintu mobilnya dan menyuruh istrinya untuk masuk ke dalam mobil.
"Pakai sabuk pengamanmu," ujar Leon.
Syafa pun memakai sabuk pengamannya dan Leon pun masuk ke dalam mobilnya.
Leon pun menghidupkan mesin mobilnya dan melaju pergi dari halaman milik Aiden.
"Tidak akan lama lagi, aku juga punya seorang istri," ujar Aiden.
Aiden pun masuk kembali ke dalam Mansionnya.
***
Di sisi lain...
Citra sedang bertengkar dengan Allena karena tidak ingin membantunya mendapatkan kembali cinta dari kakaknya.
"Aku tidak akan pernah mau membantumu mendapatkan cinta kakakku lagi. Kau telah membuat hatinya terluka," ujar Allena.