Hujan diluar semakin deras saja, udara pun terasa semakin dingin. Untung saja Kenzo memilih untuk berteduh sebentar dirumah gadis yang baru saja dia temui malam ini, benar-benar malam yang penuh berkah.
"Maaf ya, dirumahku tidak ada apa-apa."
Gadis itu meletakan secangkir susu hangat di atas meja yang ada dihadapan Kenzo, tidak lupa juga dengan handuk serta pakaian ganti yang bisa lelaki itu gunakan untuk mengeringkan tubuhnya. Mereka duduk dengan saling menatap satu sama lain, dan sesekali Kenzo juga melihat sekeliling rumah gadis ini dengan penuh rasa penasaran.
"Namaku Jasmine siapa namamu?" tanya gadis itu dengan senyuman manis diwajahnya.
Kenzo menatap dengan hangat, kemudian mengulurkan tangannya untuk menjabat gadis bernama Jasmine itu.
"Namaku Kenzo, senang berkenalan denganmu Jasmine. Sebuah nama yang sangat cantik, mirip dengan orangnya," goda lelaki itu.
Jasmine tersipu malu dengan godaan lelaki yang ada dihadapannya ini, mungkin bisa dibilang jika Kenzo adalah lelaki pertama yang memuji Jasmine seperti ini. Karena seumur hidupnya dia memang belum pernah sekalipun mengajak lelaki untuk masuk ke dalam rumahnya. Jadi situasi yang sedang gadis ini rasakan sekarang, cukup menantang.
"Kau bisa saja Kenzo, oh iya itu ada kaos polos yang bisa kau pakai untuk menggantikan pakaianmu yang basah. Maaf mungkin jika tidak sesuai dengan gayamu, tapi lumayan juga untuk menghangatkan tubuh," ucap gadis itu.
Kenzo menatap kaos berwarna pink polos yang ada di tangannya, benar-benar sangat lucu seperti gadis yang memberikan barang itu kepadanya.
"Terima kasih, aku akan menggantinya sekarang. Jika boleh tahu dimana kamar mandinya?" tanya lelaki itu.
"Ah iya aku hampir lupa, kalau begitu aku akan mengantarmu,"
Jasmine bangun dari tempatnya duduk, lalu bergegas menunjukkan jalan kepada Kenzo. Kamar mandi dirumah ini berada di paling ujung ruangan sehingga membutuhkan waktu yang tidak biasanya. Mereka berjalan dengan berdampingan dan sesekali sempat bertubrukan seperti sedang berada di pasar, namun sebuah kesalahan kecil membuat Jasmine merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Lengan si lelaki itu tanpa sengaja menyenggol dada miliknya, sehingga menimbulkan efek geli yang hanya bisa dia tahan sendiri. Sebenarnya Kenzo tidak terlalu merasakan itu, jadi dia fokus saja sampai akhirnya sampai di kamar mandi.
"Aku akan menunggu disana jadi silahkan pakai kamar mandinya!" ucap Jasmine sembari pergi meninggalkan Kenzo disana.
"Baiklah, terima kasih."
Gadis itu berjalan dengan cepat lalu masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaian juga, Jasmine melihat dirinya di cermin kemudian memegang dada yang sempat tersenggol oleh Kenzo tadi. Jantungnya berdebar kencang sekali sekarang, padahal mereka hanya bersentuhan seperti itu. Namun karena efek dari novel-novel mesum yang selalu dia baca membuat pikiran Jasmine melayang kemana-mana. Dia bahkan membayangkan situasi yang akan terjadi ketika dua orang lelaki dan perempuan berada dalam satu rumah.
Plak plak plak!
Jasmine sesekali memukul pipinya sendiri, dia berusaha sadar dari lamunan gila yang terus saja muncul didalam kepalanya. Itu benar-benar tidak masuk akal dan tidak mungkin juga terjadi kepada dirinya.
"Jasmine sadarkan dirimu! jangan berpikiran mesum seperti ini astaga!"
***
Beberapa saat ketika Kenzo selesai dari kamar mandi, mereka pun kembali bertemu diruangan tengah. Jasmine juga sudah mengganti pakaiannya yang basah dengan sebuah piyama tidur dengan celakanya yang cukup pendek, bukan sengaja, akan tetapi memang hanya pakaian ini yang dia miliki. Sebagai seorang lelaki bermata keranjang, jelas saja Kenzo langsung tergiur dengan paha mulus yang sedikit berisi itu. Tubuh yang bisa dibilang sebagai type yang sangat dia sukai dari pada terlalu kurus.
"Apa tidak masalah menyalakan televisi saat hujan begini Jasmine?" tanya Kenzo kepada gadis yang ada disampingnya itu.
Jasmine menggelengkan kepalanya, "Tidak kok! lagi pula aku sudah sering menonton televisi saat hujan."
"Oh begitu, baiklah," ucap Kenzo.
Kedua orang ini pun asik menonton televisi sembari menunggu hujan reda, Padahal pada kenyataannya tidak mungkin juga bisa berhenti. Karena menurut ramalan cuaca hujan akan turun sampai besok pagi, dan Kenzo tidak bisa pulang dengan cepat.
Ctarrrrrr!
Ketika Jasmine asik menonton acara kesukaannya, sebuah petir menyambar sangat keras dilangit. Bahkan sampai membuat listrik disekitar daerah itu padam dengan sempurna. Karena merasa kaget, refleks gadis itu loncat dan duduk di pangkuan Kenzo yang berada sangat dekat dengannya. Kedua lengan mungil itu bahkan memeluk dengan sangat erat hingga membuat lelaki ini merasa ambigu sendiri.
"Kau baik-baik saja Jasmine?" tanya Kenzo kepada gadis itu.
Jasmine baru menyadari jika tubuhnya sekarang berada sangat menempel dengan lelaki yang baru saja dia kenal beberapa saat yang lalu. Dia benar-benar malu dan langsung berusaha untuk bangun, namun karena mendengar lagi kilatan petir niat itu harus tertunda. Dengan keadaan yang sangat gelap mereka masih terus memeluk satu sama lain seperti ini, dan Kenzo sendiri juga tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan emas yang sudah dia tunggu-tunggu.
"Aku benar-benar takut dengan petir! apakah suara gemuruh itu akan terus datang," gumam Jasmine dengan tangan yang sedikit gemetar.
Kenzo mengusap kepada gadis yang ada dipangkuan nya itu dengan mesra, dia juga sengaja berbisik agar menimbulkan efek tertentu pada Jasmine.
"Kau tenang saja, jika takut pejamkan saja kedua matamu dengan nyaman," bisik Kenzo ditelinga si gadis.
Bulu kuduk Jasmine tentu saja langsung berdiri, dia juga merasakan sensasi geli yang menjalar melewati setiap aliran darahnya. Lelaki itu terus memeluk tanpa henti, bahkan mungkin semakin lama terasa begitu erat. Karena merasa ada sesuatu yang tidak beres Jasmine pun mencoba untuk melepaskannya, akan tetapi Kenzo malah menahan dengan sangat kuat.
"Kenzo aku akan turun sekarang, rasanya situasi ini tidak membuatku nyaman," ucap Jasmine.
Kenzo bisa melihat dengan jelas wajah cantik seorang Jasmine walau pun dalam gelap, apalagi dengan sensasi hangat karena paha mulus gadis itu tepat berada di atas pangkuannya. Pikiran kotor pun melintas begitu saja, apakah bisa jika Kenzo mengajaknya bercinta malam ini?!
"Jasmine kenapa harus turun? aku tidak masalah jika kau ingin duduk lebih lama seperti ini," ucap lelaki itu.
Jasmine menelan ludahnya sendiri, wajah tampan itu terlalu dekat dengan dirinya. Bahkan hembusan nafas Kenzo bisa terasa sangat hangat dari jarak sedekat ini. Sebuah situasi yang membuat Jasmine tidak bisa melakukan apapun kecuali diam.
"Hidungmu mancung sekali sampai hampir mengenai bibirku," ucap Jasmine sembari memundurkan kepalanya kebelakang.
Kenzo tersenyum kecil, dia menarik tubuh itu untuk lebih dekat lagi ke hadapannya hingga membuat jantung gadis ini berdegup semakin kencang.
"Kau ingin merasakan hal lain yang menyentuh bibirmu?" tanya lelaki itu dengan nafas yang memburu.
"Apa?"
Tanpa aba-aba yang jelas sebuah ciuman lembut langsung mendarat dibibir gadis cantik ini, dia sangat terkejut sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Sedangkan Kenzo dengan wajah tanpa dosanya terlihat begitu santai dan malah tersenyum girang.
"Kau cukup tenang sekarang, jadi apakah boleh aku mencium bibirmu lagi Jasmine? anggap saja jika ini adalah cara untuk menghilangkan rasa takutmu pada suara petir..."