Chereads / The World First Accelerator / Chapter 5 - Perjuangan dan Perubahan

Chapter 5 - Perjuangan dan Perubahan

Beberapa raungan hewan buas mulai terdengar. Nemesis melihat keluar jendela banyak personil bergegas membentuk formasi. Dia juga mulai melihat beberapa kendaraan militer melintas.

Ekspresi Nemesis menjadi serius. Dia mendekati Silvia dan menenangkannya.

"Tidak apa, aku disini pasti akan melindungimu"

"Lalu, bagaimana ayah dan ibu? apakah mereka aman?"

Silvia khawatir pada keduanya.

"Tenang, ayah dan ibu berada di kota besar. Penjagaan di sana lebih kuat"

Nemesis juga khawatir, walau dia tau di kota besar akan lebih aman. Namun, bisa saja hewan buas yang lebih kuat malah menargetkan kota itu.

Saat keduanya sedang berfikir keras, tiba-tiba rentetan suara baku tembak sudah dimulai. Nemesis menghibur adiknya untuk tetap tenang. Sementara dia dalam kewaspadaan tinggi. Dia berharap militer dan polisi masih bisa menahan kawanan malam ini.

Semakin hari hewan buas juga semakin kuat. Nemesis tidak berharap banyak pada keamanan setempat. Dia mengenal lebih jelas tentang kekuatan para hewan buas itu. Karena dia juga merasakan peningkatan pada dirinya.

Baku tembak seketika berhenti dan keadaan menjadi canggung. Silvia di pojok juga berhenti berbicara dengan orangtuanya lalu cepat menutup telepon.

Mereka berdua menganggukkan kepalanya. Silvia juga mengerti setelah mendengar penjelasan Nemesis sebelumnya. Ini pastilah hewan buas kuat, menembakinya hanya membuang peluru. Nemesis juga menduga mereka akan menggunakan semacam perangkat untuk menjebaknya lalu membunuh secara perlahan.

Adegan hening itu begitu mencekam. Sambil menghembuskan nafas pahit. Nemesis memaksakan senyum.

"Ini pastilah serigala bukit. Jika itu beruang mungkin sudah terkena jebakan tanpa menunggu lama seperti ini"

Tentu saja bagi dia itu mudah untuk membunuhnya. Serigala bukit sangat licik dan gesit dimalam hari, dia layak menjadi pembunuh kelas kakap. Namun, pertahanannya sangat lemah. Anda hanya perlu refleks cepat saat serigala itu menyerang. Bagian bawah perut adalah bagian terlemah dari serigala bukit.

Refleks cepat lalu menghindari sembari menebas perut bawahnya adalah cara yang paling efisien untuk membunuh mereka. Namun itu mustahil, serigala bukit sangat cepat, hanya setelah seseorang mengalami kebangkitan mereka akan mudah membunuhnya.

Nemesis hanya berharap agar serigala itu memasuki jebakan mereka. Dia tidak mau turun tangan membantu personil keamanan karena Silvia masih berada disisinya. Tapi, tidak berarti dia diam saja jika ada beberapa hewan buas menyelinap masuk ke tempat ini.

Suara sorakan terdengar meriah di kejauhan. Silvia menghela nafas lega, sementara Nemesis melemaskan cengkeraman pisaunya.

"Serigala itu sepertinya sudah tertangkap"

Nemesis menepuk lembut kepala adiknya.

"Ya ka, tapi bagaimana jika mereka tidak hanya satu?"

Memikirkan jika serigala itu tidak sendirian membuat Silvia bergidik ketakutan.

"Ya, kemungkinan besar, serigala seringkali bergerak dengan kawanannya. Tapi, tenang saja. Aku disini melindungi mu apapun yang terjadi"

Nemesis mengatakannya tegas sambil meyakinkan dirinya. Dia tau kekuatannya sendiri, mungkin membunuh serigala satu persatu dengan serangan menyelinap. Tentunya dia tidak begitu bodoh menyerang secara terang-terangan pada kawanan serigala.

Seperti yang Nemesis perkirakan, sorakan mereka semakin senyap diganti dengan teriakan menyedihkan. Suara baku tembak terdengar dimana-mana dan keadaan mulai ricuh kembali.

Nemesis menyuruh adiknya untuk beristirahat. Dia tidak tega melihat adiknya terus menerus cemas. Dia menemani dan menceritakan beberapa hal untuk menghiburnya hingga Silvia tertidur.

Melangkah ke dekat pintu balkon lalu membukanya. Sesampainya di balkon dia melihat pemandangan tragis di jalanan. Banyak personil keamanan dari polisi terbunuh dan bahkan prajurit militer pun hanya tersisa beberapa.

Dibarisan depan Nemesis bisa melihat pertarungan putus asa dari prajurit tangguh. Sebenarnya dia ingin turun membantu mereka. Tapi, dia tidak bisa meninggalkan Silvia sendirian dan juga tidak dapat mengungkapkan kekuatannya.

Menggelengkan kepalanya Nemesis kembali masuk ke dalam. Dia pergi ke dapur dan membuat teh hangat. Beberapa menit kemudian dia selesai membuat teh lalu menuju ruang tengah dan duduk di sofa sambil menonton berita.

Bagi Nemesis hal seperti ini sudah biasa. Dia sengaja bersantai untuk mengisi staminanya. Sedangkan dia tak pernah melepas kewaspadaannya. Awalnya memang sulit bagi Nemesis. Manusia normal mungkin akan semakin cemas dan panik jika situasi semakin buruk.

Namun, Nemesis paham jika tidak segera beradaptasi maka dia akan cepat terbunuh. Dia perlahan menyeruput tehnya dan kembali melihat televisi. Tiba-tiba dia menemukan sesuatu yang menarik. Tepat dilayar televisi dia melihat berita tentang temuan terbaru dari para ilmuwan.

[Berhasil! Ilmuwan akhirnya menciptakan Serum Ark dengan ini manusia akan membalikkan keadaan... ]

[Hebat! Dengan serum Ark akhirnya manusia juga berevolusi... ]

[Mengejutkan! Prajurit dengan kekuatan super akhirnya muncul! Mereka disebut Mortal!... ]

Berita itu penuh dengan kemunculan Serum Ark. Nemesis menduga itu adalah kebangkitan buatan oleh para ilmuwan. Dia menghela nafas lega, akhirnya dia bisa melemaskan ototnya dan berolahraga.

Nemesis melirik adiknya masih tertidur, dia berfikir untuk mengantarnya ke tempat ayah dan ibu. Disana dia bisa tenang dan fokus meningkatkan kekuatannya. Setidaknya pasti ada beberapa Mortal di kota sebesar itu. Para keluarga konglomerat pastinya akan berusaha keras membeli serum Ark.

Lagipula mereka pastinya telah memandang ke masa depan. Terutama para pengusaha yang tidak mempunyai kekuatan nyata. Mereka pasti sangat mendambakan tuan muda keluarganya menjadi kuat dan berstatus sehingga bisa terus bertahan selama beberapa generasi.

Menggelengkan kepalanya Nemesis kembali fokus melihat berita-berita tersebut. Dia juga mengecek berita di smartphonenya sambil membalas beberapa pesan dari orangtuanya dan sahabatnya.

Tidak hanya serum Ark, para ilmuwan juga sudah mulai mengembangkan teknologi canggih dengan pemanfaatan partikel atau sekarang telah berubah menjadi energi baru. Mereka menyebutnya Energi Ether.

Nemesis menutup smartphonenya dan berdiri dari sofa lalu mengambil pisau yang sudah disiapkan. Instingnya merasakan ada hewan buas atau Genesis sekarang sebutannya.

Setelah membaca banyak hal baru sebelumnya. Dia mencoba bereksperimen, sejak para Genesis juga berevolusi karena Ether dan dia juga memiliki Ether dalam tubuhnya. Nemesis mencoba menyebarkan Ether itu dalam bentuk gelombang dan hasilnya mengejutkan. Dia bisa melacak para Genesis itu sekarang, tapi dia juga harus mewaspadai jika ditemukan oleh mereka.

Untungnya itu hanya Genesis lemah yaitu tikus gelap dan jumlahnya hanya dua. Nemesis membuka pintu lalu melihat 2 ekor tikus sebesar anjing mencicit padanya. Tanpa menunggu lama dia langsung menerjang dan menebas 2 tikus itu dengan mudah.

Nemesis berterimakasih pada para ilmuwan karena memberikan informasi yang menurutnya berguna. Walaupun dia masih membenci mereka karena takut menjadi kelinci percobaan. Dia membersihkan mayat tikus itu dan membuangnya keluar apartemen melalui jendela.

Darah Genesis dapat memikat Genesis lainnya untuk datang. Itu yang dikatakan para ilmuwan dan dia tidak begitu mempercayainya. Namun, dia tidak mau ambil resiko karena dia masih bersama Silvia. Keselamatan adiknya adalah hal utama. Dia acuh tak acuh sambil kembali memasuk apartemen Silvia dan memastikan bahwa adiknya masih tertidur.

Nemesis memutuskan membawa adiknya untuk berangkat menuju tempat ayah dan ibunya besok. Situasi di kota Petra sudah tidak aman.