Chereads / The World First Accelerator / Chapter 10 - Berburu (1)

Chapter 10 - Berburu (1)

"Ayah aku akan pergi berburu"

Tanpa memberinya istirahat, mereka dikejutkan kembali oleh perkataan Nemesis. Mereka tak tau apa yang ada dalam pikiran Nemesis. Baru saja mereka menghela nafas lega tentang dirinya menjadi Mortal, namun tiba-tiba menjadi khawatir kembali.

"Kak kau idiot!! kau ingin terbunuh!?"

Silvia meneriakinya keras-keras, Nemesis juga paham perasaan mereka. Namun, hanya berburu satu-satunya cara yang dia tahu untuk meningkatkan kekuatannya. Dia juga merasakan semakin bertambah kekuatannya maka semakin mudah untuk mengendalikan energi Ether.

"Nak mengapa kau tiba-tiba melakukan ini?"

Berbeda dengan Silvia yang terkejut, George sang ayah tetap tenang dan menatapnya. Menganggukkan kepala Nemesis kagum dengan ayahnya. Memang layak gelar pemimpin keluarga.

"Aku ingin berburu untuk meningkatkan kekuatan!"

Jawab Nemesis tegas, George melihat tatapan itu dipenuhi tekad diam-diam mengagumi anaknya.

"Nak apa kau yakin?"

Kali ini ibunya yang bertanya, sejak awal ibunya hanya diam menyimak pembicaraan masing-masing. Hanya kali ini ibunya berbicara menandakan bahwa ia sangat khawatir dengan Nemesis.

Melihat ibunya bertanya, Nemesis sangat tersentuh. Melihat sekeliling dia menyadari ternyata bukan hanya ibunya tapi, mereka juga sangat mengkhawatirkannya. Dia semakin membulatkan tekadnya untuk menjadi lebih kuat demi melindungi mereka.

"Kau ingin berburu malam ini?"

Seolah pisau menusuk Nemesis saat mendengar pertanyaan itu. Dia terkejut 'Bagaimana ia tahu?'. Padahal dirinya telah menyembunyikannya dengan baik.

Ternyata Nemesis masih meremehkan ayahnya. George sudah lama berkecimpung di dunia bisnis tentunya sudah melihat banyak ekspresi dari para mitra bisnisnya. Jika ia tidak memiliki mata yang tajam, tentu dia tidak sesukses ini.

George melihat anaknya terkejut, lalu dia tersenyum dan berfikir 'Anak ini semakin liar rupanya, namun masa muda perlu berpetualang dan tantangan'. George menekan bell telfon memanggil Potter dan menyuruhnya membawa Nemesis ke tempat penyimpanan.

Potter bingung mendengar perintah itu, namun cepat dia menggelengkan kepalanya. Tidak pantas baginya untuk mengetahui rahasia mereka. Lagipula dia hanyalah seorang bawahan tidak sopan untuk mengetahui rahasia internal keluarga Hurricane.

Nemesis mengatakan beberapa patah kata lalu meninggalkan ruangan mengikuti Potter untuk bersiap-siap.

Sementara itu Silvia juga kembali ke kamar lamanya untuk beristirahat. Akhir-akhir ini dia sangat kelelahan baik fisik ataupun mental. Dunia sudah tidak sama seperti sebelumnya. Silvia tegas pada dirinya sendiri untuk beradaptasi dan membantu kakaknya. Dia berfikir bahwa kakaknya pasti tertekan mengambil tanggung jawab, diluar sana ada banyak Genesis menakutkan dan kejam. Namun kakaknya mempertaruhkan nyawa demi melindungi keluarga.

Tentunya Nemesis tidak tau apa yang sedang difikirkan Silvia. Dia sekarang sangat bersemangat menatap berbagai senjata dan pelindung badan di ruang penyimpanan. Beberapa kali juga dia mengajukan pertanyaan ke Potter untuk meminta menjelaskan cara kerjanya.

Disudut ruangan Nemesis melihat sebuah pelindung badan biasa berwarna hitam polos dan terlihat ringan. Dia sangat tertarik melihat pelindung badan itu. Berbeda dengan orang lain yang ingin pelindung dengan daya tahan ekstra, Nemesis lebih suka memilih pelindung yang sederhana dan cukup untuk melindunginya. Lagipula pelindung berat tidak sesuai dengan gayanya yang lincah dan gesit.

"Pilihan yang bagus tuan muda, pelindung badan ini terbuat dari full karbon fiber, tentunya sangat ringan dan tangguh terhadap tusukan maupun benturan. Namun, pelindung ini tidak cukup untuk menahan tembakan peluru"

Mendengar itu Nemesis bersemangat, dia tidak peduli dengan tembakan. Lagipula lawannya adalah Genesis bukan manusia. Namun, untuk keselamatannya dia perlu peralatan deteksi agar tidak tertangkap oleh serangan diam-diam. Dalam situasi kacau sekarang tidak ada yang menjamin sifat manusia tetap sama.

Ketika Nemesis selesai memakai satu set perlengkapan, dia sangat puas. Dengan tampilan keseluruhan berwarna hitam, dia yakin dengan kecepatannya bisa menerobos pertahanan kota dan berburu diluar. Genesis mungkin masih menyadarinya ketika bergerak cepat dalam jarak dekat, namun setidaknya dia memiliki keuntungan untuk sulit dilihat pada malam hari.

Sementara itu dilantai atas George sedang menatap istrinya dalam-dalam.

"Melissa yakinlah, Nemesis tidak seperti para remaja kaya itu. Dia sudah dewasa dan dapat menjaga dirinya sendiri, yang terbaik adalah kita tetap mendukungnya"

Melissa mendengar apa yang dikatakan suaminya diam-diam menyetujuinya. Nemesis memang sudah berbeda sejak kecil, dia tidak suka dengan sesuatu yang berbelit-belit. Lebih menjadi orang dengan berfikiran sederhana dan langsung, mungkin ada beberapa diluar sana yang tidak siap dengan perkataan Nemesis. Namun, Melissa paham, anaknya hanya berkata jujur apa yang dipikirkannya. Maka dari itu sangat mudah untuk melihat kebohongannya. Tapi, dia juga sangat terkejut ketika Nemesis mengakui dirinya seorang Mortal, mereka tidak menyangka anaknya dapat merahasiakan sejauh itu.

"Yah.. mari doakan semoga dia selamat dan pulang pagi harinya"

Menghela nafas lega, George juga sebenarnya khawatir dengan Nemesis. Tapi, sebagai lelaki dia juga bangga anaknya dengan berani mempertaruhkan nyawa demi keluarga. Melihat jam di dinding masih awal, namun keduanya terlalu lelah oleh kejutan hari ini dan memutuskan untuk tidur.

Di hamparan tanah luas, Nemesis berbalik dan melihat kota di kejauhan. Dia berhasil menyelinap keluar dari pos pertahanan kota. Melihat jam di tangannya masih menunjukkan pukul 9 malam, dia melanjutkan terus bergerak menjauh dari kota menuju arah perbukitan.

Pada jam segini mungkin ditempat lain sudah memulai pertempuran dengan para Genesis. Namun, ini adalah kota Arcanum dengan basis ekonomi yang kuat menjadikan sebagai salah satu kota besar di daerah ini. Nemesis juga tidak bodoh untuk berburu dekat kota, dia hanya berhasil menyelinap keluar tanpa membunuh satupun Genesis untuk mencegah ditemukan. Adapun alat deteksi mungkin mereka telah menemukan dirinya namun itu hanya mengira dia Genesis. Dia juga paham peralatan di pos pertahanan kota hanya mendeteksi sumber energi Ether. Jadi Nemesis hanya perlu mengelubungi dirinya dengan energi Ether untuk mengelabuhi mereka.

Sambil terus melanjutkan perjalanannya Nemesis tidak tahu bahwa di pos pertahanan kota sudah ada sedikit kericuhan.

"Melapor! Komandan Genesis kuat itu sudah pergi"

Seorang prajurit berdiri tegak dan melapor dengan nada tegas, namun ada sedikit kekhawatiran yang terlihat di wajahnya.

"Baik, kau boleh pergi"

Sementara itu komandan mengernyitkan alisnya. Dia melihat laporan tepat dimejanya mengatakan Genesis itu mendekati E2 dengan indikasi warna ungu muda yang berarti monster sudah berada dipuncak E1.

Puncak E1 bahkan sekarang dunia belum memiliki Mortal dengan kekuatan E1. Jika Genesis itu datang menyerang kota, maka yang ada hanyalah kekacauan. Sang Komandan lega bahwa Genesis itu tidak menyerang kota ini, namun dirinya sudah melaporkan ke pusat untuk mengirimkan Mortal tambahan untuk mencegah sesuatu seperti itu terjadi lagi. Dia juga mendengar semakin tinggi level kekuatan Genesis maka semakin tinggi kecerdasannya juga. Mungkin Genesis tadi menyadari bahwa tidak bisa menyerang kota sendirian jadi dia berbalik pergi. Namun, tidak ada yang tahu apa yang terjadi dimasa depan. Bisa saja Genesis itu kembali membawa teman-teman kuat untuk menyerang kota.