Chereads / The World First Accelerator / Chapter 16 - Meningkatkan kekuatan (3)

Chapter 16 - Meningkatkan kekuatan (3)

Nemesis terus menelusuri tepi danau, meski begitu masih memakan waktu. Danau ini cukup luas sebesar 2 lapangan sepak bola. Dia juga perlu kehati-hatian agar tidak ditemukan oleh kawanan Genesis.

Setengah jam Nemesis berkeliling akhirnya dia menemukan Genesis. Genesis itu seekor banteng raksasa berukuran 5 meter dengan 2 tanduk hitam tajam menjulang di kepalanya. Nemesis mengernyitkan alisnya, dia merasa aneh. Karena banteng biasanya bersama kawanan. Namun, Genesis banteng didepannya sendirian dan terlihat mencurigakan. Meski begitu kekuatannya berada pada rank C+.

Nemesis menduga bahwa banteng itu baru saja menerobos. Dia merasakan auranya sedikit lebih lemah daripada Genesis dengan kekuatan yang sama.

Melihat kesempatan ini Nemesis memutuskan untuk mencoba melawannya. Lagipula dia sudah memastikan bahwa tidak ada Genesis disekitarnya.

Melangkah perlahan, Nemesis terus mendekati banteng itu yang sedang asik memakan rumput di tepi danau. Saat jarak hanya berkisar 50 meter, banteng itu berhenti memakan rumput dan melihat sekeliling. Dia mungkin merasa curiga, namun sekilas banteng itu melangkah menjauhi tepi danau dan melanjutkan memakan rumput.

Nemesis menghela nafas lega, dia hampir saja ditemukan. Genesis rank C+ sensitif dengan pancaran energi Ether, banteng itu mungkin mencurigai keahlian deteksinya. Bagaimanapun keahlian deteksinya membutuhkan penyebaran energi Ether. Walaupun dia sudah melatihnya ke tingkat kemahiran dan menarik energinya dengan cepat, beberapa Genesis kuat terkadang masih merasakannya sedikit. Lagipula mereka masihlah hewan dan belum memiliki kecerdasan tertentu.

Melanjutkan mendekati banteng Nemesis berjalan mengendap-endap. Kali ini jaraknya mencapai 80 meter, karena banteng itu sudah berpindah posisi, dia juga harus menyesuaikan penyergapan.

Saat jarak kembali pada 50 meter, banteng itu masih asik memakan rumput. Nemesis melihat tidak ada reaksi pada banteng itu terus mendekatinya.

Ketika jarak sudah mencapai 15 meter, Nemesis berhenti dan mengatur nafas. Dia berencana langsung menikam matanya hingga menembus otaknya. Namun, dia juga harus mewaspadai tanduk runcingnya itu.

Ketika sudah siap dan memastikan rencana dibenaknya. Nemesis langsung melejit kesamping banteng itu. Banteng melihat seseorang hendak menyerangnya, ia marah dan matanya berubah menjadi merah sambil mengeluarkan aura menindas.

Saat hendak menikam pedangnya Nemesis sudah ditemukan oleh sang banteng. Suara dentingan katana memantul pada permukaan kulit banteng itu. Nemesis kesal melihat serangannya meleset. Dia juga tidak mengira pertahanan banteng itu sangat tangguh.

Karena dia sudah ditemukan oleh banteng, dia memutuskan untuk berhadapan langsung dengannya. Nemesis ingin menguji seberapa jauh kemampuannya.

Nemesis melejit langsung dihadapan banteng itu dan menusukkan katananya. Namun, banteng itu masih memblokir dengan mengayunkan tanduknya. Sejak dua kali serangannya gagal, Nemesis memutuskan untuk mengubah targetnya menjadi leher. Dia sedikit terkejut ternyata banteng itu sangat sensitif pada bagian kepalanya.

Melangkah mundur, Nemesis dengan cepat menerjang ke samping banteng itu. Sang banteng melihat Nemesis berencana menyerang dari samping hanya mengacuhkannya. Banteng itu sangat percaya diri pada pertahanan kulitnya. Nemesis tersenyum jahat saat melihat ekspresi banteng yang merendahkan dirinya.

Ketika sudah berada tepat disamping banteng Nemesis melompat menyamping sambil menebas katananya sekejap, lalu menyarungkannya kembali.

Sementara banteng itu menatap Nemesis tidak percaya. Dia tidak menyangka manusia itu sangat licik menyerang lehernya. Dalam sepersekian detik leher banteng itu terdapat goresan memanjang dan semakin jelas hingga beberapa detik kemudian darah mengalir deras keluar dari luka itu.

Nemesis hanya memandang banteng itu bergeliat berusaha untuk bertahan hidup. Namun, sangat disayangkan bahwa luka tebasan itu menguras darahnya dalam sekejap dan tergeletak mati.

Melihat banteng itu sudah mati, Nemesis menghela nafas lega. Dia sangat ceroboh kali ini, tidak menyangka area kepala yang pada umumnya menjadi kelemahan malah menjadi petaka baginya. Dia juga ingat perubahan mata banteng itu saat pertama kali ditemukan. Mungkin mata itu yang memperkuat visinya dan menggagalkan serangan Nemesis.

Energi ether kuat mulai membanjiri sekujur tubuhnya. Nemesis menduga dia hanya setengah langkah lagi akan menembus E2. Dia mencoba mengedarkan teknik deteksinya dan merasakan bahwa kali ini jangkauan menjadi lebih luas.

Setelah puas dengan peningkatan kekuatannya dia melangkah mendekati banteng itu lalu menariknya menjauh dari danau. Meski pertahanan banteng itu kuat, ternyata tubuhnya tidak terlalu berat. Saat Nemesis sudah menjauh sambil membawa banteng itu, permukaan danau mulai beriak dan dalam sekejap percikan air besar muncul disertai gelombang besar, lalu beberapa ekor buaya bertubuh besar dengan banyak duri tajam dipunggungnya keluar dari danau ke permukaan dan mendekati bekas lokasi pertarungan.

Melihat dari jauh Nemesis akhirnya mengerti mengapa banteng itu sendirian dan tidak terlau mendekati tepi danau. Dia menduga kawanannya telah dimangsa oleh buaya-buaya itu saat sedang minum.

Sambil membawa mayat banteng itu Nemesis berniat menyerahkannya pada tim logistik lalu kembali ke pedalaman hutan. Dia menghela nafas pahit, tidak menyangka daerah inti sangat menakutkan. Menggelengkan kepalanya Nemesis hanya dapat mengubah rencananya. Mungkin dia hanya bisa berburu beberapa lalu kembali menyerahkan jarahan. Mobil tidak bisa mengakses ketempat ini dan jika dia membawa tim logistik juga sangat merepotkan. Nemesis tidak tahu bahaya macam apa yang akan menimpanya nanti, setidaknya jika dia sendirian masih bisa melarikan diri dan bertahan hidup.

Tepat setelah Nemesis meninggalkan lokasi kejadian, beberapa Genesis kuat muncul satu-persatu karena mencium aroma darah segar. Seekor serigala berwarna perak keluar dari semak-semak hutan dan mendekati kerumunan itu. Merasakan aura kuat, para kawanan Genesis langsung berbalik. Ketika melihat aura itu berasal dari serigala perak mereka langsung bersujud.

Jika Nemesis mengetahui serigala ini maka dia akan terkejut. Kekuatan serigala itu pada tahap E2 puncak yang melebihi kekuatan ular piton sang penguasa hutan.

Serigala itu mengendus aroma darah lalu melihat kearah Nemesis lalui. Sesaat kemudian serigala perak itu pergi meninggalkan tempat mengikuti jejak bau darah yang berasal dari mayat banteng.

Ditempat lain Nemesis sedang berjalan dengan penampilan aneh. Dia membawa banteng dengan mengangkat kedua tangannya sepanjang waktu. Tak ada pilihan lain, dirinya tidak ingin meninggalkan jejak darah ditanah, walaupun aroma darah masih tercium setidaknya masih ada angin untuk mengaburkan.

Ketika Nemesis sedang asik diperjalanan tiba-tiba dia merasakan aura kuat yang mengejar dibelakangnya. Tanpa berfikir panjang dia langsung cepat berlari berusaha menjauh dari tempat itu.

'Aku harap itu hanya sekadar boss lewat'

Nemesis hanya bisa berdoa, ini keduakalinya dia di kejar Genesis kuat. Namun, dia yakin kali ini tidak menyinggung Genesis kuat manapun, jadi dia sedikit menghela nafas lega.

Sambil terus berlari, Nemesis mengerutkan kening merasakan aura kuat itu tidak hilang dan semakin mendekat. Waktu berlalu aura kuat itu terus mengejar ketertinggalan. Semakin dekat, Nemesis merasakan tertekan oleh aura itu. Sejak fenomena itu dirinya belum pernah merasakan aura sekuat ini. Wajahnya pucat saat sosok yang mengeluarkan aura itu mulai terlihat. Titik putih berkilauan itu terus mendekat dan semakin besar. Akhirnya saat jarak 150m, Nemesis melihat Genesis berjenis serigala. Serigala perak raksasa sebesar 30m. Ketika jarak berkisar 100m serigala itu mulai melambat dan berjalan mendekati Nemesis.