"Nasyifa Maharani. Nama yang cantik. Kayaknya dia tipe wanita pekerja keras dan mandiri," gumam Rio.
"Orangnya juga cantik, dia juga keliatan baik. Sama seperti Kak Val. Semoga saja Syifa belum punya kekasih apalagi suami," harap Rio.
Setelah selesai, Rio kembali mengunci pintu cafe sesuai perintah Roger.
Entah ke mana si pemilik pergi, Roger tidak pernah menyerahkan kunci cafe kepada Rio sebelumnya.
Mereka selalu bertemu saat cafe sudah buka, Rio juga selalu pulang lebih dulu saat Roger masih berada di ruangannya.
Pagi itu, Rio tidak berniat pergi ke restoran cabang ataupun restoran temoat Haryadi bekerja.
Rio memilih pergi ke suatu tempat. Tempat di mana dua orang yang ia sayangi tinggal.
Tempat pemakaman umum adalah tujuan Rio saat ini. Menemui ibu dan kakak perempuannya, untuk melepas rasa rindu yang tiba-tiba saja hadir di hatinya.
Sebelum sampai di makam orang yang dituju, Rio dikejutkan dengan hadirnya seseorang di samping makam tersebut.
"Kak Roger?" ucap Rio, lirih.