Meski sudah tak lagi menikmati malam seorang diri, tetapi Roger masih harus tidur sendiri di sofa ruang tengah.
Namun, Roger tidak merasa sedih ataupun kecewa. Ia memahami situasi dan kondisi di rumah Syifa.
Mulai besok pagi, setelah Roger melihat bagaimana rumah barunya, ia tidak akan tidur sendirian lagi. Akan ada seseorang yang menemaninya tidur, pengganti bantal guling yang dulu selalu hadir di setiap malamnya.
Untuk sampai di malam itu, Roger harus bersabar melewati satu malam lagi. Karena setelah pengorbanan dan kesabaran, selalu ada buah yang layak untuk kita nikmati.
"Gimana? Udah siap liat rumah barunya?" tanya Roger, setelah pagi menjelang.
Gadis kecil bernama lengkap Airin Dimitri, hanya menganggukkan kepala tanpa berucap kata.
"Oke. Kita berangkat sekarang. O iya, mama udah siap belum? Masa mau ditinggal." Hampir saja Roger melupakan Syifa, saat melihat Ai sudah siap, ia hendak langsung berangkat.
"Bentar ya, Pa. Ai coba liat mama ... udah siap apa belum," ucapnya.