Roger bisa bernafas lega. Setidaknya, Rio tidak mendengar banyak hal.
"Ada perlu apa?" tanya Roger.
"Ngga ada apa-apa sih sebenernya, aku cuma-"
"Terus ngapain ketuk-ketuk pintu kalau ngga ada kepentingan?" omel Roger.
Rio segera duduk di kursi yang berseberangan dengan Roger. Entah apa tujuannya kali ini, Roger terlalu malas untuk melayani anak itu.
"Kak, aku masih penasaran deh ... masa sih Kak Roger sama Syifa ngga ada hubungan apa-apa?" ujar Rio, kembali menyelidiki Roger.
"Apa sih? Kamu ngga ada kerjaan apa? Di sini itu yang bos kamu atau aku? Masa santai-santai gitu, tuh ada pelanggan," cecar Roger.
"Tapi nanti kasih tau ya. Nanti aku balik ke sini lagi," balas Rio.
Setelah Rio keluar dari ruangan, Roger sengaja mengunci pintu ruangannya, supaya Rio tidak sembarangan masuk lagi.
Roger tengah dibuat pusing dengan teka-teki masa lalu Riana, tetapi Rio justru datang menambah pusing dengan pertanyaan tidak bermutu itu.