"Iya, ngga ngagetin, tapi kamu yang tiba-tiba berdiri di sini dan kasih komentar ... siapa yang ngga kaget coba?" tukas Roger.
"Makanya, jadi orang jangan kagetan." Sahut Rio.
"Jangan kagetan, jangan kagetan. Coba ngomong lagi." Roger menepuk keras bahu Rio, hingga menimbulkan suara yang cukup keras.
Rio merintih, memegangi bahu bekas tepukan keras dari Roger. Kalau bajunya dibuka, mungkin di sana ada bekas telapak tangan Roger yang membekas di bahu Rio.
"Kenapa? Sakit, ya?" ledek Roger
"Sakit tau, Kak. Suka banget sih Kak Roger mukul-mukulin bahu Rio," keluhnya.
"Eh, siapa yang mukulin? Aku kan cuma nepuk doang. Gini, kan?" Roger mengulangi tepukan tangannya di bahu Rio. Hanya saja, kali ini lebih pelan.
"Gimana? Ngga sakit, kan?"
"Ya enggaklah. Orang pelan, tadi yang pertama kan kenceng banget," cecar Rio.
"Eh, kenceng ya? Kaya gini, bukan?"