Keheningan tercipta dari sejuta rangkaian malam tanpa kata. Angin membawa ribuan rasa yang menggetarkan jiwa. Pepohonan meliuk-liuk mengisi kekosongan hati. Kegelapan malam hanya sepi, dilanda asa yang menggemparkan hati.
Sesulit itukah perasaan hati seseorang? Malam menjadi penentu akan isi hati yang sulit diketahui. Banyak hal penyebab terjadinya masalah yang menggenangi pikiran. Sulit menemukan jawaban, jika hanya berdiam diri di kegelapan malam.
Namun, bagaimana jika pikiran seseorang dikendalikan oleh sesuatu yang diluar nalar? Walau tak ada satupun didunia yang menginginkan hal itu, namun hidup tak luput dari ambisi seseorang. Seorang wanita berdiri di tengah laut yang membentang luas.
Mungkinkah ia tengah depresi sehingga memilih untuk mengakhiri hidup? Jawabannya, belum tentu. Tatapan matanya kosong. Bahkan, tak memperdulikan air yang terus menenggelamkan tubuhnya. Mungkin jika orang lain melihatnya, menganggap wanita itu memiliki masalah dengan pacarnya.
Atau karena desakan orang tua yang mempersulit hidup wanita itu. Nyatanya, hal itu tidak terjadi pada wanita tersebut. Hanya hampa yang mengalir dalam benaknya. Hati juga ikutan membeku, jiwa seakan tak bisa bersemangat, segalanya lebih rumit sama seperti rasa keputusasaan seseorang.
"Gadis kecil, apa yang kamu lakukan?" teriak Keenan. Ia melihat Kyra berjalan di lautan seorang diri. Air hampir menenggelamkan dirinya jika bukan karena Keenan yang menariknya. Dimanakah kemampuan berenangnya selama ini? Kenapa Kyra membiarkan dirinya sendiri tenggelam tanpa melakukan apapun?
Skema apalagi yang dimainkan oleh seseorang untuk mempermainkan hidupnya? Keenan tak berhenti membawa Kyra ke tepian. "Kamu gila ya ingin mati disini?" tanya Keenan.
Dia mengguncang-guncang Kyra, tetapi wanita itu tak merespon. Ia seperti orang linglung. Keenan mengerutkan kening, merasa aneh pada diri wanita itu. Dinginnya air begitu terasa pada pori-pori kulit mereka.
Keenan tak mau membuang-buang waktu. Dia terus berenang, tangan kirinya memeluk pinggang Kyra. Sedangkan tangan kanannya menggapai air hingga membawa mereka ke daratan. Keenan meletakkan Kyra di tanah.
Pria itu mengguncang-guncang pundak Kyra sekali lagi, namun tak ada respon. "Ini perempuan kenapa sih seperti mayat hidup begini? Apa mungkin dia stress gara-gara dia ternodai oleh kami berlima?" Keenan menatap Kyra dengan lembut.
Pakaian dalam Kyra tampak jelas. Keenan menyeringai. "Hei, kalau kamu masih enggak sadar juga, aku tidak bisa bertanggung jawab atas apa yang terjadi denganmu hari ini," bisik Keenan.
Tatapan nakalnya tak membuat Kyra mendorong Keenan. Wanita itu tetap tak berkutik. "Sial! Kenapa jadi seperti ini?" gumam Keenan. Ia memijat kepala dengan perasaan campur aduk.
Dia mencubit pipi Kyra agak keras, namun wanita itu tak menunjukkan ekspresi apapun. Ditatapnya lagi wajah Kyra yang pucat karena terlalu lama berendam di air.
Bibir yang terlihat menggoda, leher panjang yang menjadi dambaan pria manapun untuk mencicipinya serta pakaian dalam Kyra yang memperlihat keseksiannya, membuat Keenan menelan ludah.
Ia tak mau ambil pusing, dia menjauhi perempuan itu sementara waktu. Dia membiarkan Kyra tergeletak sendirian disana. Keenan memilih berdiri seraya melepaskan bajunya. Hal itu menampakkan tubuh atletisnya yang indah.
Bajunya dibiarkan kering dengan meletakkannya pada sebuah bangku kayu yang panjang, namun agak sempit jika ada seseorang yang terbaring di sana. Bangku kayu tak jauh dari tempatnya berdiri.
"Kalau aku tiduran di sini pasti langsung jatuh," batin Keenan.
Ia mengambil ponselnya, namun layar dari benda itu mati. Padahal, handphonenya anti air, tetapi hal itu sia-sia jika kebanyakan air yang masuk kesana. Dia ingin membuang ponselnya yang sudah tidak berguna lagi, namun niat itu ia urungkan. Dia meletakkan smartphone di dekat bajunya.
Kemudian, ia duduk di bawah pohon tanpa melihat keadaan Kyra. Bingung melanda hatinya, ia tak tahu saat ini berada dimana. Mungkin, dia menunggu Regina untuk menemukan keberadaannya. Pikirannya berkecamuk. Kepala Keenan mulai terasa berat, tiba-tiba gairahnya memuncak.
Padahal, ia tak berada di dekat Kyra atau melakukan sesuatu yang intim. Keenan mencoba mengendalikan diri. Dia menduga, angin menjadi penyebab itu semua. Terlalu sederhana jika disimpulkan seperti itu.
Keenan mencium sesuatu yang kuat. Sebuah asap yang dapat mengendalikan hawa nafsu seseorang. "Aaaah!" Keenan membenci perasaan itu. Perasaan yang sulit ia kendalikan. Dia mengepalkan tangan, mungkinkah ia sudah tak dapat menahan dirinya lagi?
Keenan mengerahkan segala cara agar geloranya tak terbangkitkan begitu saja. Namun, itu hanyalah sia-sia. Ia berjalan, menghampiri Kyra yang tergeletak. Aura iblisnya menggenangi pikirannya sesaat.
Dia melepaskan pakaian Kyra satu-persatu. Semakin lama Keenan terhanyut yang membawanya lebih dekat pada Kyra.
Dia menguasai bibir wanita itu dalam sekejap, ia menatapnya penuh nafsu. Setiap bagian tubuh Kyra penuh dengan tanda kemerahan akibat ulah Keenan.
Tindakannya menggebu-gebu menciptakan segala hasrat yang semakin tak terkendali. Kedua tangan Keenan bergerak liar, menguasai setiap inchi kulit mulus Kyra.
Semakin lama ia tak bisa menguasai dirinya. Tubuh Kyra begitu indah dan tak sulit membuatnya tergoda. Keenan masih belum puas hanya kedua tangan itu yang menyentuhnya.
Dia melepaskan pakaiannya yang masih melekat. Mereka sama-sama bertubuh polos. Keenan terdesak oleh hasratnya yang memuncak, ia melampiaskan gejolak yang berada dalam dirinya.
Dia hanya berkeinginan untuk memuaskan diri. Tak terasa ia telah memperbudak waktu, gerakannya semakin menggila tanpa memikirkan berapa lama ia habiskan.
Padahal, ia tak pernah segila itu selama hidupnya. Bahkan, saat pertama kali ia tidur dengan Kyra, ia masih dapat mengontrol diri.
Namun, saat ini Keenan mirip iblis yang akan menyesatkan Kyra ke dalam dunianya. Dunia yang penuh gelora yang berkepanjangan, Keenan terus melakukan perbuatan bejat.
Kyra hanya bisa menerima nasib, tak menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Keenan mempercepat laju gerakannya, ia tak pernah merasa puas tanpa membiarkan bibirnya menganggur.
Kedua bibir yang menyatu melengkapi semangatnya yang membara. Berkali-kali Keenan merasakan kenikmatan yang membawanya terbang tinggi.
Dia telah mencapai puncak kenikmatan yang hanya dirasakan olehnya dan Kyra. Namun masih ada sesuatu yang ia pikirkan. Dia menepis akan hal itu. Tanpa terasa waktu semakin lama semakin gelap.
Efek dari asap itu memudar. Keenan terbaring di sebelah Kyra sambil memeluknya. Namun, kedua tangannya bergerak liar, dia memang pria yang agresif.
Dia menempelkan bibirnya pada punggung Kyra dan hal itu menjadi akhir dari keindahan yang ia rasakan. Keenan memindahkan posisi Kyra hingga kedua wajah mereka berdekatan. Pria itu dapat merasakan nafas Kyra.
Segalanya yang ada dalam diri Kyra, memabukkannya seketika. Dia menggelengkan kepala, kali ini ia bisa mengendalikan dirinya. Hanya sebuah kecupan lembut ia lakukan pada bibir Kyra.
Dia mengusap punggung Kyra tanpa melakukan lebih dari itu. Keenan membawa Kyra lebih dekat sehingga mereka tidur sambil berpelukan.
Jika wanita itu menyadari apa yang Keenan lakukan terhadapnya, apa yang akan dilakukan Kyra? Mungkin hari esok akan menjadi kejutan yang tak bisa Kyra lupakan.