Chereads / Temen Tapi Demen / Chapter 7 - Wajah memerah

Chapter 7 - Wajah memerah

Vina terlihat wajahnya sangat memerah karena malu kepada Farel padahal Vina tidak pernah salah tingkah seperti ini sebelumnya dengan Farel, Vina cewek tomboy tapi sekarang menjadi cewek lemah di depan Farel.

"Tuh kan pipinya tuh kan berubah warna menjadi merah tuh, enggak percaya? Ayolah aku temenin ngaca biar kelihatan itu sudah kayak tomat aja haha," ketus Farel kepada Vina.

"Mana ah tidak ada ini hanya biasa tidak yang merah banget kan?, orang aku biasa saja kok tidak malu dan tidak kenapa-kenapa," ucap Vina.

"Dulu ehh tomboy sampai aku tidak pernah bisa melihat sosok wanita di dirimu, ehh sekarang lumayan lah sudah ada anu," ucap Farel kepada Vina.

"Apa sih Farel hih, anu anu apa ngomong itu yang jelas lah supaya aku ngerti gitu loo Rel," ketus Vina.

"Anu anu terserah aku lah mau ngomong apa saja yee, kenapa sih kamu haha," ucap Farel dengan tersenyum.

"Ya ampun rese banget ya Rel," ucap Vina.

"Temenin aku mau enggak??" ucap Farel dengan mata yang menatap Vina dengan tajam .

"Te te te temani kemana sih Rel, dah ngapain sih menatap Vina kayak gitu Rel ah jadi ngeri jadi langsung latah kan aku kalau kamu bicara terus menatap aku," ucap Vina kepada Farel.

"Padahal aku ngomong enggak ada unsur sengaja buat kamu kayak gitu Vin, orang aku pengen nanya sama kamu mau enggak nemenin aku?" tanya Farel kepada Vina.

"Iya kemana dulu coba bilang!" jawab Vina.

"Aku mau di temenin kamu pas lagi perlombaan basket, boleh enggak sih biar akunya jadi semangat gitu loh," ucap Farel.

"Mau di temenin dari awal sampai selesai perlombaannya? Vina berdiri di situ terus dong," ucap Vina kepada Farel.

"Ya iyaa gitu, biar Farel juga semangat lah Vin, biasanya juga Vina tanpa di suruh ya sudah ada tuh di pinggir lapangan, iya kan Vin," kata Farel.

Vina terdiam dan berfikir untuk datang atau tidak ke perlombaan basket itu dan menyesuaikan jadwalnya, ternyata dia memang sedang tidak ada agenda pada saat itu dan kemungkinan bisa tapi Vina ingin mengetes bagaimana reaksi Farel ketika Vina tidak bisa menyemangati dia.

"Tunggu ya Rel, di hari yang sama dan jam yang sama juga aku sedang ada agenda yang penting dan aku harus kesan otomatis aku gak bisa sih datang ke perlombaan itu," ketus Vina kepada Farel.

"Hah serius gak bisa??" ucap Farel dengan nada lemas.

"Eh eh kok nadanya jadi beda gitu sih ngomong nya ya!" ucap Vina.

"Hehe enggak papa sih," jawab Farel.

"Butuh banget penyemangat ya atau gimana coba jelasin," tanya Vin kepada Farel.

"Ya iyaa kalau enggak butuh kan aku enggak nanya kamu bisa atau tidak kan, mana perlombaan nya juga sudah di ujung mata dan gak ada yang nyemangatin lagi," kata Farel kepada Vina.

"Kok jadi melow gitu ya jadinya, kasian banget aku dengarnya hmm, ya sudah nanti aku datang supaya kamu semangat ya," ucap Vina dengan tersenyum kecil di bibirnya.

"Hah serius ini, jangan main-main ya pokoknya aku tunggu ya besok," ucap Farel.

"Enggak usah mikirin besok sekarang ini kita lagi di hukum loh kita malah ngomongin perlombaan hadeuh," ucap Vina.

"Tenang saja kan kita di hukum masih biasa cerita , dan aku kalau di hukum sama-sama kamu aku gak papa kok," ucap Farel kepada Vina.

Waktu hukuman pun sudah habis dan Guru itu memanggil Vina dan Farel.

"Vina Farel !! sudah-sudah saya sudah selesai mengajar jadi kamu boleh duduk kembali, lain kali jangan di ulang ya hal-hal yang membuat orang lain marah seperti tadi," kata Gurunya yang sedang menata buku-bukunya.

Guru itu pergi meninggalkan kelas, setelah itu Vina Farel kembali duduk di bangku mereka dan merapikan peralatan sekolah nya.

"Pulang bareng Farel ya," ketus Farel dengan tegas.

"Memang nya kenapa gitu kalau aku pulang sendiri," jawab Vina.

"Aku mau ajakin kamu makan dulu di luar oke, tenang aja gak lama kok, kenapa sih takut di marah sama Ibu Bapak? Nanti Farel yang pamitin deh gampang itu mah," ujar Farel kepada Vina.

"Ya sudah cepet telepon Ibu aku sekarang tanyain boleh enggak aku keluar makan dulu bareng sama kamu," ucap Vina.

"Iya bentar aku masukin buku dulu kedalam tas aku, kamu siap siap saja dulu ya," ucap Farel.

Setelah beberapa menit Farel merapikan semuanya Farel mengambil handphone miliknya di saku celananya.

"Tunggu ya aku telpon dulu Ibu kamu buat pamit mau ajak kamu makan dulu sebentaran aja," ucap Farel kepada Vina.

"Hmmm ya udah cepet sana telepon aja dulu, ngomong terus ah dari tadi," ucap Vina.

"Sabar tuan putri, ini juga masih proses lo hummm," jawab Farel.

Tut tut tut

Suara handphone Farel yang sedang menghubungi Orang tua Vina karena ingin berpamitan pulang lambat karena Farel mengajak Vina makan di luar.

"Halo Assalamualaikum," terdengar suara Ibu Vina menjawab telepon dari Farel.

"Halo walaikumsalam Bu, Ibu ini Farel Bu maaf ya Bu kalau Farel gangguin Ibu hehe," kata Farel dengan sopan.

"Ohh iya gimana Rel ada apa kok tumben ini kamu nelpon Ibu, ohh ya tidak lah nak tidak mengganggu kok oh ya ada apa nak?," Tanya Ibunya Vina.

"Hehehhe iya nih Bu, jadi gini Bu Farel sama Vina ini sudah pulang sekolah Bu terus Farel pengen ngajakin Vina keluar dulu Bu gak langsung pulang tapi makan dulu sebentar dan ngobrol Bu, boleh tidak Bu?" ucap Farel yang sedang berpamitan kepada Ibu tercinta Vina itu.

"Ya ndak apa apa lah kan Ibu juga sudah kenal sama Farel dari kecil ya Ibu percaya sama Farel, tapi tenang saja Farel kalau ada begal Vina jago pukul itu haha," ucap Ibunya sambil tertawa.

"Iya Bu Vina memang jago kalau soal mukul-memukul dia ketuanya memang Bu ya haha," ucap Farel.

"Apa sih kamu rel bodo amat aku gak bisa cewek feminim issh," gumam Vina dengan pelan.

"Huh aku dengar loh yang kamu bilang hahaha udah jangan ngedumel terus ah tambah jelek nanti," ucap Farel kepada Vina.

"Ooh ya sudah ya Ibu ya alhamdulillah kalau boleh, terimakasih ya Bu, Assalamualaikum Bu," ucap Farel dan mematikan telponnya.

"Tuh kan aku sudah bilang pasti sih Ibu mu memberikan izin karena ya memang Ibu kamu menganggap aku anaknya, " ucap Farel dengan senyum kecil di bibirnya.

"Ya ampun sangat merasa ya anda ini padahal aslinya mengada-ada hahaha," ucap Vina kepada Farel.

"Kamu tau enggak kalau Ibu kamu menganggap aku anak apa?" tanya Farel kepada Vina.

"Enggak sih emangnya anak apa sih," tanya Vina.

"Anak menantu lah ahh mantap hahaha, " ucap Farel dengan tertawa dan menatap mata gadis yang bernama Vina itu.

Vina tertunduk malu dan wajahnya pun memerah ketika mendengarkan Farel berkata seperti itu.

Bersambung