Chereads / Temen Tapi Demen / Chapter 9 - Penyatuan cinta

Chapter 9 - Penyatuan cinta

Kini pada detik ini mereka berdua pun menjalin hubungan selayaknya sepasang kekasih dan mereka menyatukan cinta mereka, walaupun mereka berdua adalah sahabat.

Mereka berdua sekarang menjalani hari hari berdua sebagai sepasang kekasih.

Suatu hari Vina ingin mengajak Farel untuk pergi makan berdua.

"Aduh dia di mana ya aku ingin banget nih makan berdua dengan nya lagian sekarang kan aku dan Farel menjadi sepasang kekasih,"ujar Vina yang merindu dengan Farel untuk makan berdua bersama nya.

Tanpa berfikir lama Vina pun langsung saja mengambil handphone nya dan mencoba untuk menghubungi pacarnya itu.

Tut...tut... terdengar suara telpon Vina yang sedang menelepon Farel.

"Ih paan sini anak kenapa sih tidak diangkat juga telepon aku dia lagi di mana sih kok aku jadi kepikiraan terus ya," ujar Vina dengan sangat pelan karena Farel tidak mengangkat telepon nya.

Akan tetapi selang beberapa menit terlihat Farel menelepon Vina kembali.

"Halo ada apa sih Vin kok tiba tiba nelepon?ada yang bisa saya bantu?" tanya Farel kepada Vina.

Vina yang mendengarkan cetusan dari Farel pun dirinya sangat bingung karena sama sekali tidak ada kata romantis yang dilontarkan oleh Farel kepada Vina.

"Kamu kenapa sih berbicara nya seperti itu ya agak baik sedikit lah atau lembut sedikit kan aku sekarang jadi pacar kamu bukan lagi teman kamu ishh," ucap Vina yang sedikit kesal dengan perkataan Farel yang merasa Vina masih teman baik nya.

Farel yang mendengarkan perkataan Vina pun sontak tertawa terbahak-bahak.

"ha ha ha ya ampun begitu saja marah iya aku tahu kok kita sekarang sudah menjadi Sepasang kekasih, kamu jangan begitu lah kan kita dulu juga teman jadi jangan dianggap serius yang aku bicarakan ya," ujar Farel membujuk Vina agar tidak marah lagi kepada Farel.

Vina pun tersenyum malu ketika mendengarkan pernyataan dari Farel yang membujuknya itu.

"Ih kamu ini bisa saja aku tuh memang teman kamu tapi kan itu dulu dan sekarang kita menjadi sepasang kekasih jadi kamu harus romantis dong dengan aku," ujar Vina kepada Farel.

"Iya-iya kamu mau emangnya kenapa sih kok nelepon ada apa?" tanya Farel yang bertanya kepada Vina.

"Jadi tuh gini ya aku mau ajak kamu makan berdua kan kita sudah resmi pacaran masa iya sih kamu tidak mengajak aku ke tempat yang Indah aku juga kan ingin dijadikan ratu oleh mu," ucap Vina dengan nada yang sangat manja kepada Farel.

"Ya sudah kalau begitu nanti aku akan menjemputmu kamu bersiap siap saja nanti akan aku kabari jika sudah berada didepan rumah kamu ya," ujar Farel dengan Lembut.

"Nah gitu dong, oke deh kalo begitu aku tunggu ya, ya udah dadah salamualaikum," ujar Vina yang kegirangan mendengarkan Farel yang langsung saja menerima ajakan nya untuk makan berdua dengannya.

"Walaikumsalam," ucap Farel dengan menutup telepon nya.

Setelah menutup telepon nya Farel pun sangat bahagia ketika mendengarkan bahwa Vina ingin mengajaknya makan berdua.

"Nah kalo kayak gini kan aku tambah dekat dengan dia sebenarnya aku juga canggung untuk mendekatinya karena dia teman aku," ucap Farel dengan perlahan yang sangat bahagia telah menjalin hubungan dengan temannya sendiri.

Farel pun bergegas untuk bersiap siap untuk menjemput sang pujaan hati akan tetapi tiba tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Tok... tok... tok" Suara ketukan pintu yang dibentuk dari luar.

"Iya siapa ya masuk aja nggak dikunci kok,"ujar Farel dengan tegas.

"Ini ibu nak kamu mau ke mana sih nak kok kelihatannya kamu terburu-buru seperti itu memangnya lagi mau keluar ya?" ucap Ibu dari Farel yang membuka pintu nya dan melihat Farel sedang bersiap siap untuk pergi keluar dari rumahnya.

Mendengarkan ibunya bertanya seperti itu dirinya pun langsung saja tersenyum dan memeluk Ibunya walaupun berbicara apa yang terjadi kepada dirinya.

"Iya Bu saya mau datang menemui pujaan hati he he he," ujar Farel dengan sumringah yang memeluk Ibunya.

"Ya ampun anak Ibu ada apa sih nak kamu menang lomba basket lagi atau gimana kok sepertinya kamu sangat bahagia dan kamu tidak membagi bahagiamu itu kepada Ibu kamu ini?? kamu yakin?" tanya Ibu dari Farel yang ikut bahagia melihat anaknya bahagia.

"Aku pernah bicarakan Ibu kepada Ibu bahwa aku menyukai teman aku sendiri itu lo Bu, Ibu ingat nggak sih," ujar Farel yang berbicara kepada Ibunya.

"Iya terus kenapa kamu sudah berani mengungkapkannya atau masih belum berani juga tanya Ibunya kepada Farel.

"Hari ini aku sangat bahagia sekali Bu aku sekarang akan makan bersama dia tapi aku juga tidak lupa Bu untuk belajar dan selalu menjadi juara basket di sekolah," ujar Farel yang terlihat bahagia.

Ibu dari Farel pun terlihat sangat bahagia ketika melihat anaknya begitu sangat berbahagia mendapatkan hati Sosok Vina yang selama ini Farel memendam rasa kepadanya.

"Pantas saja anak Ibu sangat bahagian dan kegirangan ya ternyata lagi kasmaran wah wah," ujar Ibu kepada Farel yang terus menampakkan kebahagiaannya di hadapan ibunya.

"Makasih ya Bu sudah ikut bahagia ketika aku bahagia," ucap Farel dengan memeluk Ibunya dengan erat dan mengecup kening Ibunya itu.

Farel anak yang baik dan tak pernah sekali pun menyakiti hati Ibunya.

"Ya sudah nak kalau begitu kamu siap-siap saja lah ya untuk makan berdua dengan Vina tapi ingat kamu harus menjaga dia!" Pesan Ibu kepada Farel yang hendak keluar dan makan bersama sang pujaan hati.

"Okedeh siap Bu, yasudah ya Bu Farel berangkat dulu, Assalamualaikum Bundaharaku hehe," ucap Farel kepada Ibunya.

Merasa sangat bahagia tanpa basa basi Farel pun langsung saja berangkat menemui Vina menggunakan motor Fino kesayangannya.

Sementara itu Vina yang masih bingung mencari baju yang cocok untuknya pun belum juga menemukan titik terang.

"Aduh, gimana ini aku mau pakai baju apa sedangkan bajuku gak ada yang bagus!" Tegasnya sambil mencari dan mengobral-abrik lemari pakaian miliknya.

Vina tak ingin terlihat cupu dan juga norak dihadapan Farel karena setelah berpacaran baru sekaranglah mereka makan berdua diluar.

"Gini nih kalau semua baju sudah pernah aku pakai jadi mau memakainya lagi aku sudah malas, aduh sial banget nih kalau sampai Farel tiba-tiba datang aku pasti belum dandan," gumam Vina yang ingin tampil perfect di hadapan sang kekasih.

Ketika pusing dan terus marah-marah tidak jelas tiba-tiba adik Vina yang bernama Donita pun masuk kedalam kamar Vina.

"Krekkk..." Terdengar suara pintu yang terbuka.

Sontak Vina pun langsung saja menoleh ke arah Donita yang membuka pintu kamar kakaknya itu.

"Apasih kamu membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, sopan kek dek!" Ujar Vina yang sedang emosi mencari baju untuk di pakainya.

Dengan nada yang marah Vina berbicara kepada adiknya yang tidak tahu menahu tentang permasalahan Vina.

"Ya ampun apaan sih kakak ini aku tidak berbuat apa-apa tapi kakak marah kepadaku biasanya juga aku masuk kamar kakak tanpa pamit juga gak ada masalah loh," ujar Donita yang merasa aneh dengan tingkah kakaknya yang marah kepada dirinya.

Bersambung