Chereads / MILO(Akmil dan Akpol ku) / Chapter 27 - Bagian ke DuaPuluh Tujuh: Kolam Renang

Chapter 27 - Bagian ke DuaPuluh Tujuh: Kolam Renang

Semuanya sudah kembali ke kamarnya masing masing. Bersiap untuk acara yang akan di adakan oleh kakak sepupu dua keluarga ini. Pastinya kolam itu sudah di booking oleh Dedi hanya untuk dua keluarga ini saja yang bisa mengakses kolam renang.

Beberapa ada yang tak berenang, mereka lebih memilih bersantai di pinggir kolam renang. "Vann! Berenang ga kamu?" teriak Rizal dari kolam renang yang melihat Vania baru datang dari kamar.

"Gaa..aku mager berenang, aku di atas aja ya." Balas Vania menghampiri Rizal. Vania duduk di salah satu kursi di dekat kolam renang, ia hanya duduk sembarang saja tak tau kursi itu milik siapa.

"Ini baju siapa? Kok berantakan banget ga diberesin gitu? Langsung taro taro aja dia kira ini hotel nya dia apa?" gerutu Vania dalam hati melihat kursi yang ia duduki dipenuhi baju yang berserakkan, dalam hatinya menghina pemilik kursi yang meletakan baju nya sembarangan walau tangan nya bergerak membereskan baju yang berserakkan di atas kursi.

Bisa bisanya dia menghina orang yang entah siapa yang mempunyai bajunya, malah dia susun dengan rapi. "Nah kan enak kalo gini, duhh tuh orang ga ngerti kebersihan apa ya ? Apa gimana sih jorok bet jadi cowok!" ucap Vania masih mendumel sendiri.

"Seharusnya yang beresin cewenya....cuman lagi backstreet aja ini aja baru jadian sehari." seseorang berbisik di kuping Vania dari belakang, Vania terdiam membeku. Dia duga orang yang berbicara itu akan salah satu keluarga dari Rizal. Mampus sudah hidupnya.

"Mampus guaaaa...dasar mulut ember guaaaa!" jerit Vania didalam hatinya dengan posisi yang terdiam dan tatapan yang melihat ke arah depan.

Kali ini dia merasa harga dirinya sudah menghilang, Vania sudah kira orang itu pasti salah satu dari keluarga besar Rizal. Mampus banget sih, pasti nanti orang nya ngadu ke Rizal atau ke mama rizal atau ke papa nya Rizal terus...Ahhh Vania membeku hampir dua menit dengan pikiran nya yang kemana-mana.

"Mbak? Ngantuk apa gimana ya mbak?" Tanya orang aneh yang sepertinya sepupu Rizal, menoel lengan Vania.

Dengan tekadnya Vania perlahan memutarkan badanya "Eehh mas..."

Betapa terkejutnya ternyata orang itu, " Hai! Ga berenang Van?" Tanya Wildan sambil melambaikan tangannya seakan menyapa Vania.

"Hah?!" Mulut Vania membuka besar. memang bukan sepupu Rizal tapi adiknya Rizal yang sekarang menjadi kekasih gelapnya.

"Eh..ga kak." Balas Vania. dengan menahan geram nya, karena ternyata itu Wildan yang malah menjailinya. Ingin sekali dia membalas Wildan tapi kondisi nya tak memungkinkan sekali. Jika bukan karena dia di dalam sinetron yang ia buat pastinya pipi Wildan sudah hancur diulek ulek oleh Vania yang gemas sekali dengan pipi Wildan.

"HALO ANAK ANAK SEMUANYA! HARI INI KITA ADA GAMES BUAT SEMUANYA TAPI KECUALI ORANG TUA YA..TAKUTNYA ENTAR ENJOK JADI SEBAGAI KAMI SEPUPU YANG BAIK….YANG BOLEH IKUT YANG MUDA MUDA AJA YAAA!" teriak kak Ihsan salah satu kakak sepupu dari keluarga Rizal yang masih berumur dua-puluhan dan sedang memiliki isu yang dikabarkan mendekati salah satu sepupu perempuan Vania. kak Sally, seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di daerah jakarta yang membuat berita heboh jika dihari sebelum acara Vania dan Rizal. Mereka berdua dikabarkan pulang bareng, dikarenakan kak Sally yang salah mengirim foto ke group keluarga besar Dedi.

Dan terjadi lah kehebohan. Ihsan yang ternyata memang tak ikut oleh rombongan yang lain demi pulang bareng dengan gebetan nya yang baru bisa pulang di jumat sore.

Dan sekarang mereka menjadi leader untuk game kali ini dan seperti biasa ide ini muncul dari tante Ica dan om Esa. Awalnya sih tante Ica sama om Esa yang harusnya memimpin tapi karena tante Ica sedang berbadan dua dan di ganti kan oleh kak Sally dan gebetan nya yang sebentar lagi sepertinya akan jadian.

Permainan ini bisa disebut family gathering? Kali ini, setiap permainan ada dua orang dan di bagi kelompok mungkin totalnya 10 couple dan sisa nya hanya menonton. Kali ini dibagi dengan couple karena permainan ini dominan ke permainan untuk pasangan muda.

Kak Ihsan bersiap dengan gagang micnya "Kali ini kita punya sepuluh group atau couple, biar yang PDKT cepet jadian.."

"Yang mau nikah lebih ehm...yang baru tunangan jadi tambah lengket..yang pacaran jadi tambah langgeng sampai nikah. Yaudah dari pada saya banyak omong mari kita mulai dari mbak sally yang akan menjelaskan." Kak Ihsan mempersilahkan partner nya untuk menjelaskan,

"Maaf ya mas saya masih muda kok mas..jangan dipanggil mbak ya saya jadi salting nih jadi agak gimana gitu saya hehehehe..." kekeh kak Sally yang awalnya hanya bercanda malah menghebohkan yang lain.

"MBAK MAAF INI BUKAN LAPAK BUCIN MBAK!" teriak om Bagas dari pikiran kolam dan dibalas semuanya dengan tertawa terbahak bahak.

"Kaya sendiri nya ga bucin aja ekhm! Itu mbak yang baju biru muda yang rambutnya diurai yang baju nya tulisan 'GA MAU JOMBLO TERUS.' Tolong ini bucinan nya di ademin nih keknya dia kepanasan dan kekurangan ke bucinan!" Teriak Wildan membuat semua orang menoleh ke arah perempuan yang Wildan sebut ciri-cirinya.

Siapa lagi kalau bukan tante Orlin, karena hanya dirinya sendiri yang menggunakan baju warna biru muda dan bertulis 'GAK MAU JOMBLO TERUS.'

"Hah?!" Tante Orlin berteriak tercengang dengan pipinya yang sudah merah karena semua orang bersorak cie cie terhadapnya dan sudah dipastikan, Om Bagas dan Tante Orlin sudah saling salting.

"YO INI JADINYA MAIN GAME APA NGECENGIN NIH?!" Teriak kak Ihsan membuat semuanya tambah tertawa terbahak-bahak.

Menunggu tawa kebahagian mereda, kak Sally mulai menjelaskan aturan dan pembagian couple.

"Oke!, jadi kali ini permainan ada enam misi. Dimana setiap couple harus bisa melewati semua misinya dan jika ada yang tidak bisa melewatinya maka gugur atau di penalti. di setiap permainan akan ada sepuluh poin jadi kalau bisa semuanya totalnya bakal enam-puluh point."

"Yang kalah pasti dapat hukuman dan pembagian tim dibagi sama kita, setiap group bakal dapet warnanya sendiri, harus pake teamwork yang bagus buat games ini karena kalo ga teamwork pastinya di kalah dan..."

"Kata couple di game ini harus kepake sih kalo mau memang, Oh iya buat yang sudah sedikit berumur kalian menonton keasikan ini saja ya hehehhe dan permainan ini dibantu oleh team main.com mereka bakal bantuin kita buat permainan ini." jelas kak Ihsan melanjutkan tentang permainan ini dengan detail.

"Yaudah tanpa basa basi aku bakal jelasin dan kasih tau pasangnya oke?!" Tanya kak Sally ke semua peserta yang akan mengikuti.

"SIAP!" jawab peserta denga lesu, semangat, dan ada yang terpaksa.

"Oke, ada sekitar sepuluh couple yang bakal main dan ini ga boleh di tuker karena ini sudah dibagi sesuai yang kami lihat dan kami pengen hehehehe…" Kekeh tukang mc laki-laki ini.

"Yang sudah disebut langsung pergi ke pasangannya masing masing ya! Yaudah mari kita mulai!"

Kak Sally membagi kan selembar kertas yang sudah berisi list nama couple yang akan bermain.

"Pertama! kak Algo sama?"

"KAK CANTIKA!" jawab yang lain yang sudah hafal dengan pasangan satu ini.

"Sayang ayo sinii!" kak Algo langsung mencari kak Cantika.

"Kedua! kak Marcel sama Kak rinda seperti biasa. lanjut, ketiga Iran sama Nesha…"

Kak ihsan bersiap dahulu sebelum teriakan mautnya keluar, disaat Iran dan Nesha hendak berjalan satu sama lain. Teriakan maut kak Ihsan menggelegarkan area ini.

"AYO SEMUANYA TERIAK AHHH HAHAHHAHA!"

Teriak kak Ihsan membuat semuanya jadi heboh. Pastinya Iran dan Nesha jadi sorotan abis abisan. Gimana ga jadi sorotan mereka hampir satu-tahun lebih hanya dengan PDKT-katanya sih, sedangkan mereka berdua sudah saling lengket belum kak Ihdan sebut namanya saja mereka sudah berdiri berdua.

"Kempat Deon sama Gilda yang udah pacaran tujuh-tahun ya...tambah langgeng ya ibu bapak." ucap kak Ihsan sembari memberi tangan sungkemnya.

"Ini ibu bapak kapan nyusul kalo boleh tau?" Tanya kak Sally sambil tertawa

"Hehehhe ditunggu aja ya semuanya.." Deon hanya bisa menjawab seperti itu dengan pipinya yang memerah habis-habisan, mungkin pertanyaan kata 'kapan menyusul' itu sudah pertanyaan ke seribu dengan nol yang berjumlah empat belas digit bagi dua pasangan muda ini.

"Kelima! Om Bagas dan Tante Orlin yang masih aja salting, sudah sepuluh menit masih salting ini ibu bapak?" Tanya kak Ihsan kedua oknum tersangka yang masing menunduk malu karena sampai tante rita, tante tita, om ridwan dan om dedi. Men-cie-ciein mereka berdua, sampai salting habis habisan. Bisa-bisanya mereka berdua belum PDKT saja sudah sesalting ini.

Bagas dan Orlin adalah bos dan sekretaris. Om bagas kerja di salah satu perusahaan di kota Palembang dan tante Orlin adalah sekretaris om Bagas yang baru pindah dari kantor pusat nya. Bahkan mereka baru tahu jika salah satu sepupunya saling berpacaran setelah acara lamaran terjadi.

"Ke enam! Samuel dan Sinta yang membuat heboh...karena habis jadian nihh!" Sahut kak Sally bertepuk tangan dengan girang.

"Ke tujuh! Nevan dan Ulfa yang baru mulai PDKT- nih ekhmm ekhmm masih ademm tuhh."

"Kedelapan! pastinya dong Vania dan Rizal icikiwirrr aciee yang baru!" sorak kak ihsan menjahili dua pasangan ini.

Tangan Rizal maraih pinggang Vania "Iri bilang bos! Hahahaha mangkanya gan jadi cowo harus berani ya ga van?" Ucap rizal dengan sok tapi bisa-bisa nya yang lain tertawa melihat tingkah Rizal tapi beda dengan dua manusia yang malah ngedumel di dalam hatinya yang malah kesal melihat tingkah Rizal.

"Hahaha iya kak!" Vania hanya bisa menjawab dengan sedikit terpaksa tapi tetap dia menggunakan senyumnya walau tipis padahal dalam hatinya sudah jijik sekali dengan tingkah Rizal yang sangat sok iya padahal aslinya. Beh jangan ditanya dehh. Beda lagi dengan Wildan yang sudah ingin muntah melihat kakaknya seperti itu "Dih Riz! cewe gua aja eneg sebelah lu apalagi gua ih amit amit. " dumel Wildan dalam hatinya yang geram melihat tingkah Rizal.

"Ke sembilan!pastinya pasangan yang hot karena baru nikah nih…"

Salah satu kakak sepupu dari pihak Vania yang baru menikah menjadi pasangan ke sembilan di bermainan ini.

"Nahh itu dia pasanganya." ucap kak Ihsan setelah membaca list couple yang harus bersama.

Sepertinya ada yang terlewat, Wildan langsung gusar berlari ke dua manusia membawa acara "BENTARR?!Kok aku ga ada?!"

"Ahhh kan mau ikut main tau! gimana sih!" Wildan menggerutu dengan kesal karena namanya yang tak ada di list.

dengan cepat kak sally mencari nama berinsial W di listnya. "Bentar kok wildan ga ada ya? Wait waitt....mana nama wildan?" Bahkan Kak Sally saja terkejut mengapa nama Wildan tak tersebut, mana mungkin totalnya nya hanya sembilan seharusnya ada sepuluh pasangan yang bermain. Kemana nama Wildan menghilang? tak mungkin jika tidak ada, karena kak Ihsan dan Sally sudah menyusun dan mengetik nama nama itu dengan rapi dan sudah di print pun nama nya sudah lengkap.

"Nahhhh ada kamu sama..." Akhirnya kak Sally mendapatkan nama anak bungsu laki laki ini. Arah mata kak Sally melirik ke arah sekitar sambil mencari seseorang.

Arah mata kak Sally tak menemukan orang yang ia cari dari sekian manusia di hadapannya. "Lah kok? Hah bentar bentar!" kak Sally terus memastikan nama yang terketik di kertas dan orang yang terketik benar-benar ada nya. Siapa tau orang nya nyelip di balik balik pasangan lain. "Disini Sall...orangnya!" Teriak seseorang yang sepertinya datang dari belakang kak Sally dan kak Ihsan.

Wanita berbadan mungil menggunakan setelan baju renang yang menggunakan kerudung berjalan kearah kolam renang, "Hai...maaf lama ya tadi dijalan macet sama abis naro koper dulu." ucap kak Ami.

Ya orangnya kak Ami. diluar dugaan semua orang.

Oke sepertinya akan ada beberapa oknum yang akan jantungan, pastinya.

"Nah ini diaaa...dicariin dari tadi tau kamu, yaudah berarti udah pas ya." ucap kak Sally dengan biasa saja,

"Oke, kit.."

"APA! Aku sama?! AMI hah?! Ga salah?! " kali ini Wildan teriak seperti cewek yang benar benar nyaring, malah lebih nyaring dari perempuan.

"Nahh baguss ituuu mama sukaa!" teriak Rita melihat kehebohan anak bungsunya di tengah-tengah pinggiran kolam, dirinya seperti semangat sekali anaknya bersama Kak Ami.

"Lahh bener siapa juga yang ngarang dihhh! Orang ini udah sesuai dengan apa yang juri liat kok, udah sana sama pasangan nya will..." Kak Ihsan mendorong badan Wildan mendeka dengan Ami, bahkan bahu Wildan dan bahu Ami sejajar.

Darah Wildan sepertinya naik. Tapi bukan hanya Wildan yang seperti itu, sepertinya darah Vania sekarang sudah mulai naik juga.

"Yukkk Willl! kita main game seru inni, sorry ya tadi telat hehe." kekeh Ami sambil menarik tangan Wildan yang membuat bahu mereka yang tadi saja sudah sangat dekat menjadi sangat nempel.

"HAH?!" Dengan Cepat Wildan menjauhkan lengan nya dan memundurkan langkah kakinya. Gila! bisa bisa mati nyawa Wildan di tangan Vania.

"Teriak mulu will ayooo nanti kita kalah loh." Tak ada guna Wildan menjauh, Ami malah menarik lagi tangan Wildan dan membuat jarak mereka terkikis lagi. Jangan ditanya seberapa berusaha nya Wildan tak membuat tangan nya dipegang lagi dan berusaha menjauhkan badannya dari Ami.

"Ada ulekan ga ya? Gatel banget narik narik cowok orang? Ga malu situ mbak? Apa apan coba kak Sally bagi team ga adil mana bisa wildan sama Kak Ami sih, ahhh mana seteam ama orang ter-udah ah nambah dosa kalo gua ngomong, Bentar.....terus sekarang gua harus liatin mereka? Ahhhhh kenapa sih udah lah serahh, ahhh tapi ? Yaudah lah ya kak Ami ini juga ga mungkin banget dah dahh!" dumel Vania dalam hatinya yang sudah naik darah melihat Wildan bersama Kak ami. Berkali-kali Vania meraup mukanya berusaha memudarkan pikiran negatifnya.

Suasana menjadi campur aduk, ada yang tak sabar untuk mulai bermain, ada yang berteriak dengan senang, dan ada yang menahan emosinya.

"Yaudah langsung ke permainan pertama ya!" Kak Ihsan berusaha memecahkan suasana yang menjadi campur aduk ini, dengan rahut muka yang bermacam-macam bentuk.

"Tunggu mc mau baca dulu…"

Kak Ihsan dan kak Sally saling berbisik menentukan permainan mana yang lebih dahulu dimainkan dengan kondisi yang sedikit campu aduk ini.

"Hai..Wil, apa kabar?" bisik Ami yang sedikit menggeserkan wajah nya ke arah Wildan yang berada disampingnya. Dengan wahut wajah yang menahan kesal "Ohhh..hai, baik. Pa kabar?" tanya balik Wildan dengan dingin.

"Baikk banget! semoga kita menang ya!" jawab Ami dengan gembira sambil memberi tangan kanan nya mengajak Wildan untuk membuat tos.

"Semoga." balas Wildan singkat sambil membalas tosnya.

Ini hanya formalitas saja bukan hal lain. Jika bukan karena Rita yang memberi tatapan sinis ke Wildan, seorang Wildan tak akan mau membalas perilaku wanita disampingnya ini.

"Permainan pertama song pop! jadi permainan ini bakal dimulai dari setiap pasangan harus bisa menebak lagu tapi dari potongan lirik dan harus dijawab dengan judulnya dan penyanyi nya juga ya. Dan tantangan nya tangan kiri dan kanan kalian akan diikat Jadi contohnya gini, sin Sall!" Teriak kak Ihsan memanggil Sally yang sedang sibuk mengikat pergelangan tangan nya dengan tali,

"Nah jadi kalian harus hadap-hadapan terus tangan kanan pasangan kalian diikat dengan tangan kiri pasangan kalian. Hanya satu sisi! tapi ini letak tantangan nya." Kak ihsan memperagai dengan mengikat pergelangan tangan nya dengan pergelangan tangan kak Sally yang berdiri di samping.

terdengar sangat mudah jika hanya diikat, tapi tunggu ada tantangan lain nya.

"Satu tangan kalian yang tidak terikat harus memegang lonceng untuk menjadi penanda siapa yang menjawab tapi…tantangan nya yang boleh jawab sesuai dengan teriakan kakak panitia, jadi kalo mereka teriak cowok berarti yang jawab ceweknya dan sebaliknya buat yang cewek."

"Ngerti?" tanya kak Ihsan setelah menjelaskan peraturan permainan dengan rincih.

"JELAS BOS QUU!"

Oke jika semua sudah mengerti berarti permaian pertama dimulai.

Panitia permainan membagi kan tali plastik yang tak akan memberi lecet di pergelangan. Ya pastinya para wanita yang sibuk mengikat tali nya dengan pasangan mereka.

"Jangan kenceng-kenceng takut tangan kamu lecet." Rizal menarik ujung tali yang hendak Vania kencang kan.

Rizal membuat tali di pergelangan tangan nya lebih kencang agar tali tak lepas, sedangkan di tangan Vania ia buat sangat longgar yang pasti talinya jangan sangat kuat di pergelangan tangan Vania.

"Kalo copot nanti diskualifikasi kak."

"Yaudah pegangan tangan biar ga lepas." Rizal langsung menempelkan tangan nya dengan tangan Vania yang nganggur dari tadi.

Satu alis Rizal melayang ke atas "Beres kan?"

Vania tak bisa berkelok ia hanya terdiam dan kembali fokus dengan lingkungan sekitar dibandingkan memandang wajah Rizal.

Semuanya sudah bersama pasangan nya masing masing dan tangan mereka pun sudah saling terikat di pergelangan pasangannya masing masing.

"Lagu pertama, Antara aku dan kau....yang ku tahu pasti." Ucap kak Sally.

Semuanya sudah bersiap dan menunggu apa yang akan diteriakan oleh pengawas game ini.

"COW..COWO!" teriak pengawas, membuat semuanya meloncak membunyikan lonceng.

"Nehsa duluan!" teriak Kak ihsan

"Judulnya pasti, air dan api kan..?" teriak Nesha sambil loncat karena yakin dengan jawabanya, tapi ternyata nasibnya sedang tidak beruntung karena jawabannya salah.

"Oke ada yang tau lagi?" Tanya kak Sally

"Dan bukan sih penyanyi sheila on 7?" Teriak kak Cantika, dan ya nasibnya sama seperti Nesha lagi.

"Sekali lagi ya buat lagu ini.." teriak kak Sally

"1...2...3!" teriak pengawas game, langsung dibalas oleh Gilda dengan berteriak kencang

"BUTA HATI DARI NAIF!" kali ini sih paling semangat tapi tetap salah lagi

"AKU TAU! benci untuk mencinta dari Naif?!" teriak Kak Ami.

"BETULS, satu poin buat team Wilmi ya!" teriak kak Ihsan memasukan angka satu di list point Wildan dan Ami.

"Lanjut yang kedua, The whole world stops and stares for a while 'Cause, girl, you're amazing..." Ucap kak Sally membacakan lirik kedua

"Ce..CEWE!" teriak pengawas game.

"Just the way you are, Bruno mars!" jawab rizal langsung tanpa jeda sedikitpun, bahkan baru sedetik pengawas berteriak Rizal langsung menjawab.

"Oke mantap gan langsung tujuan." jawab kak Ihsan yang sekarang memasukan point untuk Rizal dan Vania.

"Ketiga..I never meant to break your heart And I won't let this plane go down…." kak Ihsan kali ini yang membaca liriknya,

"COWO!" ucap pengawas game lagi.

"You don't know love? Dari Olly Murs?" Om Ian berteriak dengan semangat, tapi..

"Lah?! Maaf bos yang cewek bos..tapi bosnya salah bos maaf boss.." jawab kak Ihsan dengan menahan tawa nya. Bukan hanya Mc yang tertawa, penonton pun tertawa habis-habisan dengan tingkah laku om Ian.

Beda dengan salah satu pasangan yang tidak tertawa tapi langsung menjawab "Ahh tauu! Up bukan..By Demi Lovato and Olly murs ?" Teriak Ulfa dan kali ini benar.

"Ini yang terakhir ya geis, ke empat...Tak ingin aku mengulangi cara yang sama 'Tuk mengerti tentang kita!" teriak Kak Sally.

"COWO!" teriak pengawas lagi,

"Kembali ke awal dari Glenn Fredly, bener ga?!" Teriak Vania benar benar semangat, sepertinya ada sesuatu yang membuat suara nya menjadi sangat lantang bahkan membuat Rizal di samping nya terkejut.

"BENER!" teriak kak Sally dengan bertepuk tangan.

Vania yang mendapat kan point terakhir dan itu yang menyelamatkan Timnya.

"Poin terbanyak untuk game pertama dipegang oleh Rizvan!" Teriak kak Ihsan.

Permainan terus berjalan sampai ke permainan kelima tinggal satu lagi untuk final permainan ini dan tinggal Om Bagas, Tante orlin, kak Rinda, kak Marcel, Vania, Rizal, Wildan, dan Ami. Yang masih bertahan sebelum babak.

"Permainan kedua dari terakhir..pemain ini bakal melatih ke UwUan banget. Salah satu pasangan kalian harus tiduran dan di perut pasangan kalian bakal diikat tali yang ada cup-nya dan satu pasangan kalian di atas kepalanya bakal ada cup juga…"

"Pasangan yang berdiri ini harus mengisi air dari air nya harus di tumpahin ke cup diatas perut pasangan kalian. Dan siapa yang cup nya paling penuh bakal masuk ke game terakhir atau final!" jelas kak Ihsan perjelaskan game kelima ini

"Yaudah kita langsung mulai saja ya..ingettt yang cowo yang tiduran jangan yang cewe, kalo ga kalian cowo yang kejam!" ucap kak Sally sambil menyuruh anak anak cowo yang mengikuti permainan untuk tidur di rerumputan pinggir kolam.

Empat laki laki sudah berjejer di rumput hijau dengan cup yang terikat di perut mereka masing-masig.

"Wil entar tangan lu satu di ke atasin ya, takut gua tiba tiba oleng waktu tumpahin airnya!" ucap Ami menyuruh Wildan mengangkat tangan kiri nya. "Ohhh iya iya.." jawab Wildan sambil mengangkat tangan kiri nya seperti yang apa Ami suruh.

"Kak Riz maafin ya kalo entar air nya kena ke muka atau bakal basah banget ke baju kak Rizal.." Ucap Vania memberi tahu Rizal sebelum lelaki ini marah karena bajunya akan terciprat dengan air yang akan Vania tuangkan dari atas kepalanya.

"Hahaha gapapa sayang, kan namanya juga main air masa ga basah. Semangat yaaa!" jawab Rizal sambil mengusap puncak kepala Vania.

Empat Perempuan pun sudah di posisi nya masing masing dengan topi yang diatas nya di ikat kan cup.

"MULAI" Permainan di mulai, para peserta wanita berburu untuk ke pos pertama di mana mereka menuangkan air kepala nya. dari Om bagas ke tante Orlin yang sepertinya kesusahan karena tak ada satupun air yang masuk yang ada malah mengguyur muka Om Bagas.

Sedangkan group yang kedua, Kak Marcel dan Kak Rinda airnya lumayan terisi dituangan pertama.

"Wahh group kedua disusul oleh grup ketiga nih kayaknya, Gelas Rizal sudah setengah padahal baru tuangan pertama, tapi seperti nya muka Rizal kaya abis mandi ya..." Ucap kak Sally menahan tawa nya melihat muka Rizal basah bak diguyur.

"Kak Rizal maafin mukanya jadi basah kuyup gitu maaf!" Vania terhenti sebentar, ia tak enak melihat muka Rizal yang basah karena ada air yang tak masuk ke gelas.

Rizal tercengang melihat Vania yang malah terdiam memandangi wajahnya,

"Ihhh gapapa sayang! udah tenang aman kok kamu isi dulu airnya nya sampe penuh yang penting!" Rizal melambaikan tanganya mengusir Vania yang malah hendak mengelap air diwajahnya.

Sepertinya di grup ketiga sudah memunculkan mau kemesraannya,

"Ehhh!" teriak Ami yang oleng dan menimpa badan Wildan, ini sudah gelas ketiga untuk grup keempat atau team Wildan dan Ami, dari awal tak ada air yang masuk hanya beberapa tetes sekarang malah membawa airnya oleng dan menimpa badan Wildan.

Semua arah mata menonton menatap Dua pasangan yang saling tindih bertindih di atas rumput hijau, yang lain sibuk menuang air yang satu ini sibuk memandang satu sama lain. "Gileee bucinnnnn! wahhhhhh ini UwU bangetttt!" teriak Samuel membuat suasana disana tambah panas.

Bagiamana tak panas, semua orang mengeluarkan ponsel mereka, ada yang mereka dan ada yang sampai di posting di lapak instagram Keluarga. Lapak instagram milik Keluarga Rizal dipenuhi dengan postingan Wildan dan Ami yang bertindih di padang rumput.

Hanya informasi saja, jika keluarga Rizal memang memiliki akun Instagram khusus untuk keluarga mereka mengabadikan moment-moment tertentu. Admin nya hanya dua orang saja, Samuel dan Tante Ica.

Hampir Dua menit mereka dengan posisi yang bertindihan, selama dua menit mata Ami tak terlepas dari mata Wildan yang mengeluarkan gemilang-gemilang cahaya yang membuat bola mata coklat nya terlihat jelas. Berbanding dengan Wildan yang bukan memandangi Wajah Ami, ia melirik ke gadis yang sedang menuangkan air ke atas cup yang berada di perut Rizal. Ia hanya ingin melihat gadis di seberang nya, menahan cemburu nya atau tidak peduli dengan dirinya.

"Ehhhh sorry Wildan ga sengaja, demi allah aku bener bener oleng maaf! maaf banget ya Wildan!!" ucap Ami sambil mendirikan badan dari badan wildan, sepertinya tangan yang diangkat Wildan tak ada gunanya sama sekali. Wildan tidak menjawab perkataan Ami tapi langsung menyuruh Ami untuk cepat mengambil airnya lagi.

"Ahhh! gatel banget mbak nya! bilang aja modus sayy!" tatapan sinis Vania menacam disaat Ami berbalik badan untuk mengambil air lagi. dalam hatinya sudah berkeluaran ucapan kebun binatang, rasanya saat ia melihat tingkah grup sebelah yang baru saja membuat para jomblo jerit jerit bahkan membuat orang tua Vania sendiri saja berteriak kegirangan. Ia ingin sekali menjambak rambut Ami, jika ia tak mengerti tata krama maka rambut Ami bisa lepas ia tarik. Tapi ia tak sebodoh dan semurahan itu untuk menghabisi wanita yang terlalu caper.

"Nanti kita main secara halus ya!" Lirih Vania sedetik melirik ke Ami yang senyum senyum sendiri tak jelas.

Vania kembali fokus dengan permainan ini, jangan sampai group samping bisa menang. Jangan harap.