"OKEEE RIZVAN DULUAN YANG SELESAI!" teriak Kak Ihsan yang Melihat group Rizal dan Vania yang lebih dahulu gelasnya penuh. Group ke tiga yang selesai pertama dan langsung disusul oleh Kak Marcel dan kak Rinda.
Sekarang tinggal dua team lagi penentun siap yang akan lanjut ke babak terakhir,
"OMG KAK KITA DULUAN!!" teriak Vania sambil mengayunkan tangan Rizal dengan bahagia.
"Hahaha pinter bangettt pacar akuuu tos dulu dong kitaa!" Rizal gemas melihat raut wajah Vania yang terkejut dengan bersamaan pipinya yang memerah, menjadi pemanis. Setidaknya marah Rizal yang kesal wajah nya terguyur air sedikit berkurang.
"Yeyeyeyeyeye WILDAN KITA LANJUTTT!" teriak Ami dan langsung memeluk Wildan yaa group keempat lah yang masuk ke game terakhir, dan group Om bagas dan Tante Orlin yang tertinggal dikarenakan mereka hanya telat lima-puluh-tiga detik lebih dahulu team Wildan dan Ami dibanding Om Bagas dan Tante Orlin.
"TOLONG YA INI KAPAL BARU GUE SIH!" teriak deon melihat Wildan dan Kak Ami yang berpelukan, " SUMPAH SIHHH INI LUCU BANGETTT, LIATT GEISS!" teriak Kak Ihsan yang ikut mengompori. Oke semuanya sudah berteriak melihat aksi dua orang itu, beda dengan yang berpelukan, Ami yang terus terus memeluk kencang Wildan, Dan Wildan yang berdiam seperti patung. Tangan Wildan hanya berhenti di pinggir kanan kiri badan dirinya. Ia sama sekali tak membalas pelukan Ami malah dengan cepat ia berusaha melepaskan badan dari wanita aneh satu ini.
"Kak ami caper?" Tanya Vania ke dirinya sendiri, tingkah Ami beda.
Ami seperti orang yang mencari perhatian agar ditengok oleh semua orang dan menjadi spotlightnya, Ami masih saja memeluk Wildan tapi akhirnya Wildan yang langsung melepaskan badannya dari pelukan. "Maaf ga enak" Wildan sedikit menjauh dari Ami yang membeku dengan posisi seakan memeluk seseorang.
"Ehh sorry Wildan tadi aku kesenengan, ahh sorry sorry..." Ami langsung mengeluarkan muka melas dengan suara di imut kan hingga semua orang masih memandangi mereka berdua. Harus menambah berapa kesabaran lagi Vania?
" Ayo langsung ke game lain aja." Vania satu satu manusia yang bersuara disaat semua mata mengarah ke Wildan dan Ami.
Rizal yang awal nya ikutan memandangi mereka berdua malah menjadi terkejut mendengar ucapan pacarnya. Vania yang meminta segera lanjut ke game lain dan baru kali ini dia semangat sekali ingin cepat ke game lain sedangkan dari awal game saja dia santai saja.
"GAME YANG TERAKHIR DAN PENENTUAN SIAPA YANG BAKAL MENANG NIHHH.." Kak Sally langsung menghidupkan mic kembali.
"Kita ke pinggir kolam yaa!" Kak Sally berteriak untuk pemain selanjutnya mengikuti dirinya. Didepan ujung kolam kak Sally meminta Tiga couple untuk berjajar untuk mendengarkan arahan nya.
Kolam yang panjang sekitar lima-belas sentimeter membentang panjang dengan pinggiran pohon pohon kelapa.
"Game kali ini harus bener bener supportive couple banget sih, jadi yang cowo bakal berenang nah dari sini bakal bawa balon, waktu di ujung kolam renang…"
"Yang sebelah sana.." Kak Sally menunjuk ujung kolam.
Sekarang arah tunjuk kak Sally mengarahj ke keranjang yang diletakkan di pinggir kolam paling ujung. "Yang cewe bakal nunggu disitu, dan cowok harus kasih balon nya ke anak cewe dan ditaruh di wadah itu. tapii...."
"Disaat kalian mau ngasih balon nya kalian harus gunain pipi kalian jadi contohnya nih, ini kan balonnya nah kalian taro di pipi kalian…" Kak Sally mempraktekkan apa yang ia maksud, Balon yang ada ditanganya di letakkan di pipinya lalu.
"San sini!" Kak Sally langsung berteriak mencari Ihsan yang entah kemana,
"Uy?"
"Sini!" Kak Sally meunjuk ke arah balon yang sedang ia tahan agar tetap di pipinya. Dengan cepat Ihsan berlari ke arah Sally.
Kak ihsan langsung menempelkan pipinya di salah satu sisi balon yang kosong. Jadilah Dua kepala yang saling berusaha menahan balon yang berada ditengah-tengah mereka.
Mereka berdua menurunkan kepalanya seakan ingin menjatuhkan balon ke di dalam keranjang. Ini hanya sebuah contoh saja.
"Tapi tantangan nya...pasangan perempuan kalian harus dengan posisi berlutut dan tugas yang cowok saat di ujung kolam kalian harus hati hati di karena kan pipi kalian dan pasangan kalian yang diluar kolam tidak akan sangat sejajar dan untuk balon yang paling banyak itu yang menang ya!" Jelas kak Sally lagi,
"Cowo bawa balonnya di pegang satu tangan ya!" Kak Ihsan mengingatkan lagi satu peraturan.
"OKE SIAP BOSS!" teriak sisa couple yang akan bermain.
"Wildan semangat yaaa!" Ucap Ami sambil mencubit pipi Wildan.
"Ehhhh!" dengan reflek Vania langsung menutup mulutnya. "EMBER BANGET MULUT GUA NJIR!!!" batin Vania berjerit-jerit rasanya. Bodoh sekali mulutnya ini kenapa bisa bisanya keceplosan disaat kondisi suara yang sunyi, yang pastinya akan terdengar suara Vania tadi.
"Kenapa Van?" tanya Rizal yang heran dengan Vania yang menutup mulut.
Kan apa kata Vania pasti orang mendengar suaranya tadi, Rizal saja sadar. "Ahh..Ga gaaa ituuu apa namanya...Rizal semangat yaa berenang nya harus cepat kalau bisa lebih cepat dari halilintar!"
Rizal sedikit tertawa dengan ucapan Vania "hahaha tenang van masalah berenang mah kecil, eh iya rambut kamu di iket ya takutnya entar ketarik tarik entar rambut kamu sakit." Ucap Rizal sembari melepas gelang hitam di pergelangan tangan dirinya, membuat tetangga sebelah yang menyaksikan menjadi panas bak tahu jeletot yang baru diangkat dari panci.
"Hahaha siapp rizzz!" Vania langsung menuruti perintah Rizal, dirinya langsung menguncir rambut nya dengan ikat rambut yang diberi Rizal.
Rizal menarik kaos yang masih terpasang di badan nya, sekarang ia hanya menggunakan celana pendek dengan dada yang kemana-mana. Bisa terlihat jelas kotak-kotak otot yang terbentuk di perut Rizal dengan garis dipinggir kanan kiri perutnya.
Hap!
"Van kamu ngapain?!" Tanya Rizal dengan heran dan terkejut dengan Vania yang tiba tiba meraup kembali kaos yang tadi ia letakkan di pinggir kolam. Vania membentuk koas rizal tadi seperti sarung, dada hingga pusar Rizal ia tutupi dengan kaos. "Ayo jalan!"
"Hah?!" Rizal benar-benar tak mengerti dengan maksud Vania,
"Jalan kemana?"
"Ke kolam lah!" dengan paksa satu tangan Vania yang melilit di belakang Rizal sembari memegang kaos dan satu tanganya memegang kaos dari depan. Dengan cepat Vania menarik Badan Rizal lebih mendekat ke ujung kolam dan mendorong nya masuk ke kolam.
BYURR!
tak ada basa basi Vania meninggalkan Rizal yang sudah di kolam, dan kaos tadi ia letakan di salah satu kursi di pinggir kolam. dan dengan cepat ia kembali ke posisi nya yang berada di ujung kolam dekat keranjang.
jangan ditanya bagaimana yang lain. semua mata tak ada yang lepas menatapi mereka dan bereaksi lagi lah admin lambe turah keluarga Rizal yang sibuk memvideo mereka dan diupload ke tiktok dengan lagu "Dinda"
"Ini gamau dimulai nih?" Tanya Vania yang menyadari jika semua arah mata dan kamera merekam dirinya dan Rizal.
"START!" teriak kak Sally.
Game sudah dimulai. Kak Rinda masih menunggu kak Marcel yang masih berenang, sedangkan Wildan sudah setengah kolam renang malah sepertinya dia akan duluan tapi ternyata Kakak nya mampu menyalip dirinya dan memimpin paling depan. Seisi Area kolam renang itu berteriak melihat tingkah Vania dan Rizal.
Dimana Rizal yang sangat gentle mengawasi kepala Vania yang takut terkena keranjang tempat menaruh balon, bahkan Tangan Rizal selalu stay disaat kepala Vania akan turun mengarah ke keranjang. Satu balon lolos dari team RizVan sudah masuk kedalam keranjang.
Vania langsung berteriak kesenangan karena balon ya lah yang pertama masuk dari group yang lain, sedangkan Rizal sudah balik ke ujung kolam renang untuk mengambil balon lain. Beda dengan Wildan dan Ami yang baru malam pertama sudah pecah karena balon nya memang dibuat tipis oleh panitia dan team WilMi tidak begitu pelan pelan menaruhnya tak hanya Wildan dan Ami. Nasib Kak Marcel dan Kak Rinda hampir sama bedanya hanya balon mereka jatuh keluar dari keranjang.
Tim RizVan yang terus terus memimpin dari tadi, sedangkan waktu sedikit lagi akan habis.
"YANGG KEPALA!" Sontak Rizal yang langsung menarik badan Vania jatuh kedalam kolam.
"VANNN!" teriak Wildan reflek yang melihat Vania yang badanya ditarik Rizal. Namun Ami yang malah sibuk meneriaki Wildan untuk berenang ke ujung mengambil bola.
"BENTAR DULU!" Sontak bentak Wildan yang kesal karena di teraiki Ami, entah lah kenapa Ami tak ada simpati untuk menolong Vania malah menggunakan waktu untuk Wildan mengambil balon dibanding menolong Vania.
"Van kamu gapapa?!" tanya Rizal dengan ketir, Vania tepat di pelukan Rizal dan terasa sedikit getaran kecil di badan Vania.
"Uhhh uhhh gapapa..aman aman kok," jawab Vania sambil menarik nafasnya dan meraup wajah nya yang terkena air kolam. Tubuh nya masih sedikit terkejut dengan kejadian beberapa detik lalu.
"Kok Vania bisa jatoh?!" Tanya kak Sally yang menghampiri Vania yang masih di gendongan tangan Rizal.
"Maaf kak tadi kayaknya aku ga fokus dan ga tau kalo kaki aku udah diujung kolam." jawab Vania,
"Kena kepala ga tadi?" tanya Wildan yang langsung menghampiri Vania dan mengelus puncak kepala Vania.
"Wil?!" Tanya Rizal shock melihat tangan Wildan memegang kepala Vania,
"Ehh!" sentak Vania kaget melihat Wildan, dia tidak kaget malah dia senang tapi masalahnya Wildan memegang kepala Vania di depan Rizal dan semua orang.
"Ehhh gua cuman takut nya ada darah aja atau apa gitu takut kepala nya kena or something kan gue juga pernah jatoh nyungsep jadi trauma aja gitu gua..." Jawab Wildan sambil menjauhi Vania dan Rizal. Pastinya Wildan takut Vania kenapa napa tapi hatinya panas melihat Vania yang di gendong oleh Rizal,
"harusnya tangan gua yang dibadan dia bukan riz!" dumel Wildan dalam hatinya sembari berenang kembali ke ujung kolam.
"Udah game nya di udahin aja, udah habis juga waktunya!" teriak kak Ihsan memecahkan suasana yang seketika mendinggin, toh waktu permainan juga sudah habis.
Kak Marcel dan Wildan sudah keluar kolam sedangkan Rizal masih menggendong Vania untuk ke tepian dan naik ke atas. "Willll kita pasti kalah ini ahhh kamu sihh!" kesal Ami yang masih memikirkan balon tadi,
"Gua ga terlalu obsess kok buat menang." jawab Wildan sambil mengamil anduk yang diletakkan dikursi. "Hah ga obsess?! terus maksud dari tadi lu semangat banget apa?!" Oceh Ami.
"Kapan gua obsess sama menang?" Tanya Wildan santai.
tak ada sama sekali jawaban dari Ami.
"Van maafin ya kamu jadi ikut basah juga jadinya orang tadi kamu gamau berenang." Rizal membantu Vania untuk naik dari kolam.
"Hahahha gapapa kak malah aku makasih udah nolongin, aku juga jadi minta maaf kalo tadi kakak harus nahan badan aku sama balon kita satu jadi kebuang deh hehehe," jawab Vania dengan sedikit terkekeh. Memang kejadian Vania jatuh disaat Rizal hendak mengambil bola baru tapi seketika badan Vania seakan oleng, dikarenakan posisi Vania duduk dengan lutut mungkin itu membuat badan nya lebih gampang untuk terjatuh apalagi di posisi di ujung pembatas kolam.
"Hahahha gapapa kali, aku takut tadi kepala kamu kena tau soalnya wildan pernah waktu dia masih kecil, " jelas Rizal sembari menuntut Vania ke salah satu kursi,
"Ouhh yaudah ini handuk nya pake dulu takut masuk angin," ucap Vania sambil memberi handuknya.
"Geis kuuuu saatnya kita mengumumkan pemenang nya kali ini!" teriak kak Ihsan
"Jadi!! yang kalah harus saling gendong terus keliling kolam renang tapi ada juga yang harus minum dua gelas pare setiap couple dan buat yang menang kalian dapat voucher makan Sushi, juara ketiga mendapatkan voucher sebesar dua ratus ribu, sedangkan juara dua mendapatkan voucher empat ratus ribu dan yang pertama senilai enam ratur ribu.." Jelas kak Ihsan.
"Oke yuk langsung kumpul aja, buat yang kalah..kalian sudah tau lah ya kan. Jadi kalian bakal ngocok dan ambil kertas yang ada di wadah ini," Kak Ihsan menunjuk ke salah satu mangkuk besar berisi gulungan kertas.
"Dari sini buat yang kalah bakal tau tantangan nya dari kertas yang didapat, diambil sama satu perwakilan aja ya!"
"INGET KEKALAHAN TIDAK SELALU MENJADI ENDING YANG MENYEDIHKAN!"
"Oke langsung ke juara ketiga dulu nihh!"
"Peringkat ke tiga kita ditempatin oleh pasangan yang buka pasangan, WILMI!" Teriak kak Ihsan membuat penonton menjadi berteriak heboh "UWU KAPAL BARU NIHH GEISSS MENANG DONGGG!" Teriak anak anak yang lain membuat yang orang tua tertawa.
"Will!!! kita menang willl!!!" teriak Ami langsung memeluk Wildan, sentak Wildan langsung mendorong badan nya sejauh mungkin dan hanya mengucapkan "Selamat buat lu ama gua." Kalimat yang dingin dan cuek.
"ADUH! mama suka deh liat WILMI DEHH." Teriak Rita yang membuat kuping Wildan serasa di masuki ulet bulu, entah apa yang membuat Rita bisa mengucapkan kalimat nya didepan semua orang. Biasanya saja Rita tak pernah mau menunjukan anak bungsu nya ke gadis lain atau mengenalkan dengan beribu teman nya yang memiliki anak perempuan sekalipun perempuan-perempuan itu berusaha mengejar-ngejar Wildan atau bahkan keluar nya.
"LANJUT JUARA KEDUA PASTINYA INI SANGAT SANGAT TIDAK DIDUGA.....MARINDA SELAMET BU PAK!!" Ucap kak sally sembari bertepuk tangan.
"OMG! kita menang!" Sontak kak rinda langsung berteriak dengan senang sampai memeluk suaminya dengan erat dengan extra kecupan di pipi kanan dan kiri.
"AND THE LASTT ONE ISSSS RIZVANN!"
Disaat Rizvan yang diumumkan semua tangan bertepuk dengan ria dan teriakan dari para sepupu yang lain. "COUPLE GOALS BANGETTT SIHHH AHHH GEMOYY!!"
"SUMPAHH LUCU BANGETT MEREKA APA LAGI DI LAST END NYA!!"
"MELELEH, MEREKA TERLALU GEMOY NIH BISA MEMBUAT MATI BANYAK PASIEN INI!"
Ya begitulah gambaran kehebohan penonton kebucinan.
Sedangkan yang menang hanya tertawa dan saling memegang tangan dengan senyum manisnya. Beda dengan tetangga ketiga malah panas.
"Nahhh semuanya kan udah tau di posisinya sekarang silahkan yang kalah buat berposisi masing masing." ucap Kak ihsan membuat beberapa couple yang dari awal sampai yang kalah menjadi sangat lesu.
"Lesu banget ya…." ucap kak ihsan .
"Ya sudah geis mau gimana lagi harus dijalankan.." ucap om Bagas sembari mendekat ke pasangnya dan bersiap untuk mengelilingi kolam renang.
"Ahh!!!" teriak peserta yang kalah.
Semua peserta yang kalah termasuk harus mengikuti peraturan yang dibuat, ada yang harus meminum pare, ada yang harus mengelilingi kolam, ada yang harus melakukan beberapa dare, dan bahkan ada yang harus membelikan minuman untuk semua keluarga.
"MI, main lu tadi bagus kok sorry ya.." ucap Wildan sambil memberi tangannya
"Ga apa apa wil, sorry kalo lu ga suka cara aku yang heboh ini," ucap Ami sambil menahan dingin badanya yang sudah setengah basah karena terkena balon balon yang pecah.
"Mi? Badan lu kenapa? Kok geter," Tanya Wildan dan langsung memberikan handuk nya kepada Ami. "Lu kalo kenapa napa kasih tau gua dong kita kan satu team jangan kaya gini," ucap Wildan
"Kamu baik banget ya tapi sayang kamu..."
"Mi, nama lengkap lu siapa sih gua susah nih panggil nama lu" tanya Wildan sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.
"Nama aku? jawab Ami, "Ya nama lu?" jawab Wildan yang sekarang malah mengaruk kakinya yang tidak gatal, sepertinya Wildan sedikit canggung ke Ami. "Aminaira prinyaqa." jawab Ami singkat. "Wahh nama nya ada arab arab nya, bagus nama lu" jawab Wildan yang kaget mendengar nama Ami yang bagus dan ada arab arabnya, entah Wildan kenapa sampai begitu kaget. "Thanks Wil!" jawab Ami yang senang, "gua boleh panggil lu...mhmm.....Naira or Nai ga?" tanya Wildan yang inggin merubah panggilan Ami menjadi Naira.
"Boleh kok, nama aku bisa bercabang kemana mana kok wkwkwkkwk" jawab Ami dengan tertawa. "Ehh tadi kan Nai bilang masalah aku baik tapi sayang, maksudnya gimana?" tanya Wildan yang heran dengan perkataan Ami sebelumnya.
"Ehhhh ga jadi kok wkwkwkwkwk." jawab Ami begitu saja.
"WADUHH KAPAL BARU MERESAHKAN YA BUND!" teriak Kak Ihsan dari jauh yang melihat keUwUan mereka berdua yang hampir menghabiskan 15 menit lebih.
"DIHHH! apan sihhh Kak Ihsann" Wildan lari kek arah Kak Ihsan,
"ADUHH KAPAL BARU INIII!" teriak Iran kali ini dan sebelum pennon yang lain mengheboh Wildan sudah berteriak dahulu "MALES AH MAU BELI SAHAM AJA!" teriak Wildan.
"GILE ANAK SULTAN BROO BEDA INI MAH" Jawab Om Esa dengan bertepuk tangan menatap Wildan, "kaburr dehhh ahh takut macan ngamuk!" jawab tante Ica sembari jalan sedikit lari ke suaminya.
"Untung ya Wildan anak sabar kalo ga Wildan dah pindah ke mars." jawab Wildan sambil menghampiri Ami.
"Nai sana lu mandi, takut badan lu tambah geter," Wldan memberi tangan kananya,
"Oh iya iyaa.." jawab Ami dan memberikan tangannya ke Wildan dan akhirnya Wildan menuntun Ami.
Wildan hanya menuntun sampai depan kamar mandi saja kok, "Thank ya will " Ucap Ami sambil melepas tangan Wildan perlahan. "your welcome , yaudah sana masuk gua juga mau mandi." jawab Wildan dan dibalas Ami "duluan ya."
Oke urusan Ami udah beres tapi kayanya masih ada yang belum beres sih.