Akhirnya Aisyah sudah tiba di kampus, suasana di kampus tampak begitu ramai, semua mahasiswa sedang memasuki kelas masing-masing sesuai fakultas nya. Sedangkan Aisyah tampak berjalan di lorong kampus. Saat hendak masuk, temannya sekelas ada yang memanggil.
"Aisyah," panggil lelaki itu yang bernama Arif.
"Iya, ada apa Rif?" tanya Aisyah penasaran. Tidak biasanya Arif memanggilnya. Bahkan mereka berdua tidak pernah saling menyapa.
"Kamu ada waktu nggak nanti pas pulang kuliah, ada yang ingin aku sampaikan ke kamu," ucap Arif sambil menatap manik mata bulat milik Aisyah. Mata itu membuat siapapun yang melihat merasa tersihir dengan kecantikan Aisyah.
"Ngomong sekarang aja Rif," sahut Aisyah. Karena dirinya tidak bisa janji akan menuruti permintaan Arif nanti siang. Karena dirinya ada jadwal les musik, les yang dia lakukan tanpa sepengetahuan abinya.
"Nggak bisa kalau di sini, nanti bisa ya?" pinta Arif dengan nada sedikit memohon.
Matanya masih tidak lepas memandang wajah Aisyah. Meskipun Aisyah tidak berhijab tetapi dirinya masih menggunakan pakaian yang sopan. Dia lebih suka menggunakan rok daripada celana jeans.
"Tapi kamu nunggu nggak apa-apa? soalnya sehabis kuliah nanti aku langsung les musik di luar kampus," pungkas Aisyah yang merasa tidak enak. Dirinya takut jika Arif tersinggung andai dirinya menolak sungguhan.
"Iya aku akan tunggu kamu, aku juga suka main musik kok biar nanti bisa sekalian belajar sama kamu," sahut Arif dengan wajah yang dipenuhi rona kebahagiaan karena akan menghabiskan waktu berdua bersama Aisyah.
"Apaan, aku aja masih belajar kok. Ya udah aku masuk dulu takut telat nanti bentar lagi jam masuk nih," tutur Aisyah sambil melihat jam tangan yang ada di lengannya.
"Oke, sampai jumpa nanti lagi ya?" seru Arif yang juga ikut masuk mengikuti langkah Aisyah. Diam-diam Arif selalu memperhatikan Aisyah yang sedang fokus mendengarkan penjelasan dari dosen.
Tak selang lama dosen pun sudah tiba, semua mahasiswa langsung mengambil posisi masing-masing saat mereka sedang mengobrol dengan teman sebangkunya. Semua terlihat serius saat dosen sudah memulai mata kuliah pagi ini.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 11:30 kini waktunya kelas Aisyah pulang karena mereka semua mengambil dua SKS. Aisyah memasukkan semua bukunya yang berada di atas meja ke dalam tasnya tanpa terkecuali.
Semua sudah berhamburan keluar begitupun dengan dosen mereka. Kini di dalam kelas hanya ada Arif dan juga Aisyah. Aisyah tampak menelan saliva nya kasar saat Arif berjalan mendekatinya. Karena dia pikir Arif akam lupa dengan janjinya tadi. Aisyah benar-benar malas di dekati pria manapun, ada hati yang harus dia jaga untuk saat ini yaitu untuk bang Reza nya seorang.
"Ayo Syah," ajak Arif yang sedang menunggu Aisyah memasukkan buku di dalam tas.
Aisyah hanya mengangguk mengiyakan, sebenarnya dirinya merasa bersalah pada Reza jika berduaan seperti ini pas Arif. Aisyah penasaran dengan apa yang akan Arif bicarakan.
Kini mereka berdua berjalan beriringan, bagai sepasang kekasih yang sedang menjalin cinta.
"Arif, mau ngomong apa. Buruan sekarang aja aku nanti lama kalau ikut. Biasa pulang jam 4," ucap Aisyah dengan jujur. Karena dirinya tidak ingin jika berlama-lama dengan Arif.
"Nggak apa-apa, aku akan ikut kamu les nanti sampai pulang." Arif meyakinkan Aisyah jika dia bersedia jika harus menunggu sampai sore. Bahkan memang itu yang dia mau.
"Nggak lah sekarang aja, aku nggak bisa jika ditunggu lama-lama," celetuk Aisyah yang saat ini diliputi rasa jengkel pada Arif. Ingin sekali Aisyah lari sekencang mungkin saat ini agar tidak berdua dengan Arif.
"Oke deh kalau gitu," sahut Arif yang akhirnya mengalah karena Aisyah tidak ingin ditunggu.
"Mau ngomong apa, cepetan biar aku nggak telat." Lagi, Aisyah merasa jengah kali ini.
Arif tampak menghela napas panjang dan mengeluarkannya pelan.
"Begini Aisyah, sudah lama aku suka sama kamu, bahkan tiap hari kau pun memperhatikan apa yang kamu lakukan saat di kampus dan juga kesukaan kamu Aku hanya ingin mengatakan, maukah kamu menjadi pacarku?" tutur Arif yang mengungkapkan isi hatinya yang dia rasakan saat ini.
Aisyah tampak tercengang mendengar pernyataan dari Arif. Dirinya tidak percaya jika Arif akan menyukai dirinya, karena yang Aisyah yakini Arif terkesan cuek pada dirinya.
"Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menyukai ku, tapi aku tidak bisa membalas perasaan kamu Rif," jawab Aisyah yang kala ini merasa tidak nyaman.
Ucapan Aisyah bagaikan hantaman palu yang menghantam tepat mengenai jantungnya. Karena belum apa-apa dirinya sudah ditolak oleh Aisyah. Apakah Aisyah sudah memiliki kekasih, karena setahu Arif Aisyah tidak pernah berjalan ataupun terdengar pacaran dengan pria di kampus nya saat ini.
"Beri aku alasan kenapa kamu tidak bisa menerimaku," tanya Arif penasaran dengan maksud Aisyah.
"Maaf, tapi aku sudah memiliki kekasih. Bahkan kami sudah lama menjalin hubungan, hampir 3 tahun Rif," terang Aisyah pada Arif yang merasa penasaran. Wajah Arif tampak kaget mendengar penjelasan Aisyah. Kaget,tentu saja. Karena Arif tidak melihat Aisyah dengan pria manapun. Oleh sebab itu dirinya merasa yakin untuk mengungkapkan perasaannya saat ini dan sudah sejak lama dia rasakan.
"Kamu bohong kan Syah?" tanya Arif meyakinkan jika apa yang Aisyah barusan adalah bohong.
"Beneran Rif, tapi dia kuliah di lain tempat," terang Aisyah sekali lagi.
Arif tampak mengangguk paham dengan apa yang baru saja dia dengar.
"Oke, aku paham kok. Dia beruntung memilikimu, karena kamu tipe cewek yang setia." Arif merasa jika Aisyah memang benar-benar wanita idaman karena tidak pernah dekat dengan pria manapun. Aisyah tipe wanita setia yang sangat Arif kagumi. Namun, Arif harus menelan kekecewaan karena dirinya sudah terlambat dan tidak ruang bagi Aisyah untuk mencintainya.
"Maaf ya Rif sebelumnya," ucap Aisyah yang merasa tak enak hati karena menolak perasaan Arif.
"Santai aja, nggak apa-apa kok. Aku emang nggak tau kalau kamu udah punya kekasih." Arif berucap sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, belum apa-apa dirinya sudah ditolak duluan oleh Aisyah.
"Ya udah, aku cuma ingin mengatakan itu aja kok tadi, maaf jika aku udah mengganggu waktumu," celetuk Arif.
"Oke nggak apa-apa kok, ya udah aku pulang duluan ya. Maaf sebelumnya," ujar Aisyah sambil berlalu dari hadapan Arif. Berduaan dengan pria selain Reza membuatnya merasa tidak nyaman dan diliputi rasa bersalah.
Sedangkan Arif hanya menatap punggung Aisyah yang telah pergi meninggalkan dirinya dengan sejuta perasaan diliputi rasa sesak. Mencintai Aisyah adalah hal terindah yang selalu dia rasakan saat menatap wajah cantiknya. Namun Arif tidak ingin memaksakan kehendak Aisyah untuk bisa menerima cintanya.