Bram melepaskan pandangannya dari Nia, dia mundur selangkah sehingga membuat Nia keheranan sekaligus penasaran dengan siapa Bram berbicara.
"Aku akan segera ke sana!" ucap Bram, lalu tidak lama kemudian dia memasukan kembali ponselnya.
Nia mengangkat salah satu alisnya, seolah bertanya.
"Kita harus segera pulang, anak kita mendadak demam tinggi. Barusan ibumu yang menelepon!"
"Tania." Nia menjadi panik. Dia langsung melihat ponselnya, dan menebak jika ponsel yang berdering tadi adalah ibunya.
Nia segera mengambil tas dan melangkah keluar meninggalkan Bram yang melihatnya.
Bram segera menyusul Nia, dan berjalan mengiringinya. Seoanjang mereka berjalan dan masuk ke dalam lift, mereka terus membisu. Baru ketika Nia akan memesan sebaih taksi, Bram langsung mencegahnya.
"Ayo pulang bersamaku, tujuan kita sama." Bram setengah menepis ponsel di tangan Nia.
Nia membalas dengan menatap tajam, disertai kerutan di kedua alisnya.