Bukan tanpa sebab terbatuk-batuk seperti itu. Dia mengenali wanita yang menjadi calon istri kliennya.
Dia tidak percaya bisa melihat wanita itu dalam keadaan seperti dulu.
"Sudah selesai belanjanya? Kamu sudah membuat Pak Bram ini menunggu. Untuk dia sabar menunggu kamu selesai."
"Oh Maaf, Pak Bram sudah membuatmu menunggu, aku jadi tidak enak." Wanita itu duduk di samping di samping Bram dan calon suaminya.
"Kenalkan, ini calon istri saya, namanya Nia. Nia, dia pengacara yang akan mengurus tentang perjanjian pra nikah kita."
"Hallo Bram," sapa Nia tersenyum dengan riang. Seolah di antara mereka tidak pernah saling mengenal.
"Ha-halo!" jawab Bram, masih dengan keterkejutannya.
Calon suami Nia merasa kegugupan Bram adalah hal yang wajar, karena calon istrinya itu memang cukup menggoda. Terang saja, dia tidak tahu jika di antara mereka pernah mempunyai masa lalu yang cukup intim.
"Bagiaman jika kita mulai saja Pak Bram?"
"Ah iya, baik Pak." jawab Bram.