"Boleh juga, biar dia tahu siapa yang berkuasa di tempat ini," timpal teman si penjambret.
Seorang lelaki yang memiliki tindik telinga besar di telinga kanannya menghampiri Angel. Meski takut Angel tidak selangkah pun mundur dari tempatnya berdiri. Dengan memperlihatkan kelemahan malah akan membuat orang-orang itu semakin berani.
"Jangan ganggu dia! Dia tidak ada urusannya dengan masalah kita," pekik Davi, sambil mencoba melepaskan tubuhnya daei cengkraman preman-preman itu.
"Tapi dia sudah ikut campur, berarti dia juga harus berurusan dengan kami."
"Mau apa?" tantang Angel, ketika lelaki bertindak tepat berada di hadapannya.
Bau alkohol dan bau keringat bercampur menjadi satu, menyergap hidung Angel. Dia tahu seharusnya dia tidak memancing amarah lelaki itu karena sedang berada dalam pengaruh alkohol.